Jumat, 07 Desember 2012

Yasinan, Tahlilan, & Selametan


0leh : ROMO PINANDHITA SULINGGIH WINARNO, (sarjana agama hindu(s1)&pendeta berkasta brahmana, kasta brahmana adalah kasta/tingkatan tertinggi pada umat hindu).

Alhamdulillah yang sekarang beliau Romo Pinandhita Sulinggih Winarno menjadi Mualaf/masuk Islam lalu beliau mengubah namanya menjadi Abdul Aziz, sekarang beliau tinggal di Blitar-Jawa Timur. Dulu beliau tinggal di Bali bersama keluarganya yang hindu, Beliau hampir dibunuh karena ingin masuk islam, beliau sering di ludahi mukanya karena ingin beragama islam & alhamdulillah ayahnya sebelum meninggal beliau juga memeluk agama islam. Abdul aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu mempublikasikan,menyebarkan materi dibawah ini. Jazakumullahu khoiran katsira.
Kesaksian mantan pendeta hindu: abdul aziz bersumpah atas asma Allah bahwa selamatan, ketupat, tingkepan, & sebahagian budaya jawa lainnya adalah keyakinan umat hindu dan beliau menyatakan tidak kurang dari 200 dalil dari kitab wedha (kitab suci umat hindu) yang menjelaskan tentang keharusan selamatan bagi pemeluk umat hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan jelas dan ilmiyah dibawah ini :
1. Di dalam prosesi menuju alam nirwana menghadap ida sang hyang widhi wasa mencapai alam moksa, diperintahkan untuk selamatan/kirim do’a pada 1 harinya, 2 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya, mendak pisan, mendak pindho, nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan ????? apakah anda orang islam juga melakukan itu ?????
ketahuilah bahwa TIDAK AKAN PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI AL-QUR’AN & AS-SUNNAH/hadits shahih TENTANG PERINTAH MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan hadits yang dhoif(lemah)pun tidak akan anda temukan ,akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa anda akan menemukan dalil/dasar selamatan,dkk,justru ada dalam kitab suci umat hindu,
COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL DARI KITAB WEDHA (kitab suci umat hindu) DIBAWAH INI:
a. Anda buka kitab SAMAWEDHA halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa SANSEKERTA sebagai berikut: PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA.
ANDA BELUM PUAS, BELUM YAKIN, ???
b. Anda buka lagi KITAB SAMAWEDHA SAMHITA BUKU SATU,BAGIAN SATU,HALAMAN 20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA PRATAKA PRAMOREDYA RSI BARAWAJAH MEDANTITISUDI PURMURTI TAYURWANTARA MAWAEDA DEWATA AGNI CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI WITHAIGRANO HAMYADITAHI LILTASTASI BARNESI AGNE.
Di paparkan dengan jelas pada ayat wedha diatas bahwa lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu dihari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu(1000 harinya).
Dan dalil-dalil dari wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “mualaf menggugat selamatan”, di paparkan TIDAK KURANG DARI 200 DALIL DARI “WEDHA” kitab suci umat hindu semua.
JIKA ANDA BELUM YAKIN, MASIH NGEYEL,,, ?
c. Silahkan anda Buka dan baca kitab MAHANARAYANA UPANISAD.
d. Baca juga buku dengan judul ,“NILAI-NILAI HINDU DALAM BUDAYA JAWA”, karya Prof.Dr. Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU ADALAH DUTA DARI AGAMA HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA, VATIKAN, ROMA, & BELIAU MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA).
Beliau menyatakan SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI PERTAMA, KE TIGA, KE TUJUH, KE SERATUS, MENDHAK PISAN, MENDHAK PINDHO, NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau menyatakan pula NILAI-NILAI HINDU SANGAT KUAT MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,
ADI SURIPTO DENGAN BANGGA MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH PENGANUTNYA MINORITAS AKAN TETAPI AJARANNYA BANYAK DI AMALKAN MASYARAKAT , yang maksudnya sejak masih dalam kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual TELONAN (selamatan bayi pada hari ke 105 (tiap telon 35 hari x 3 =105 hari sejak hari kelahiran )), TINGKEPAN (selamatan untuk janin berusia 7 bulan).
e. Baca majalah “media hindu” tentang filosofis upacara NYEWU (ritual selamatan pada 1000 harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal sejarah bila orang jawa keluar dari agama hindu.
f. Jika anda kurang yakin, Masih ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti kitab wedha datang saja ke DINAS KEBUDAYAAN BALI, mereka siap membantu anda. atau Telephon Nyi Ketut Suratni : o857 3880 7015 (dia beragama Hindu tinggal di Bali, wawasanya tentang hindu cukup luas dia bekerja sebagai pemandu wisata ).
g. APA DASAR YANG LAIN DIDALAM HINDU ??? :
# RUKUN IMAN HINDU (PANCA SRADA) yang harus diyakini umat hindu
1. Percaya adanya sang hyang widhi.
2. Percaya adanya roh leluhur.
3. Percaya adanya karmapala.
4. Percaya adanya smskra manitis.
5. Percaya adanya moksa.
# PANCA SRADA punya rukun, yaitu:
• PANCA YAJNA (artinya 5 macam selamatan).
1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam istilah dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “).
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan yang DI TUJUKAN PADA LELUHUR).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada Guru, biasanya di punden/ndanyangan ). Kalau di kota di namakan dengan nama lain yaitu “SELAMATAN KHAUL” memperingati kiyainya/gurunya &semisalnya , yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kelahiran atau dikota disebut “ULANG TAHUN” ).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya kita ambil contoh biasanya pada beberapa masyarakat islam (jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal bulan ramadhan yang disebut “selamatan MEGENGAN”.
Fenomena diatas tidak diragukan lagi karena pengaruh agama hindu/budaya jawa/nenekmoyang .
Allah berfirman: “ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah,170).
“mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-Najm,23).
Dan Allah juga berfirman: dan apabila dikatakan pada mereka,”mari lah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.”mereka menjawab,”cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya) .”apakah (mereka akan mengikuti)juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? (QS.Al-Maidah,104)
# AKIBAT YANG TIDAK DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Pertanyaan ?
orang tua kalau tidak diselamati apa rohnya gentayangan?
Buka dalilnya DIKITAB SUCI UMAT HINDU dikitab SIWASASANA HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN 1979. Bagi yang tidak mau selamatan mereka di peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon, makanya kalau anda ke Bali banyak pohon yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari sukra umanis (jum’at legi) keris atau jimat di beri bunga&sajen-sajen.
DEWA ASURA akan marah besar jika orang tidak mau melakukan selamatan maka dewa asura akan mendatangkan bala/bencana & membunuh manusia yang ada di dunia.
DEWA ASURA atau dikenal dalam masyarakat dengan nama BETHARAKALA , anak ontang anting harus diruwat(ritual dengan selamatan&sajen) karena takut betharakala , sendhang kapit pancuran(anak wanita diantara kedua saudara kandung anak laki-laki) diruwat karena takut betharakala, rabi ngalor ngulon merga rawani karo betharakala (nikah tidak boleh karena rumahnya menghadap utara&barat, karena takut celaka ).
# AKIBAT YANG DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Dalam keyakinan hindu bagi yang mau selamatan maka mereka langsung punya tiket ke surga.
2. NASI TUMPENG
Konsep dalam agama hindu : dalam kitab MANAWA DHARMA SASTRA WEDHA SMRTI ,BAGI ORANG YANG BERKASTA SUDRA(KASTA YANG RENDAH) YANG TIDAK BISA MEMBACA KALIMAT PERSAKSIAN :
HOM SUWASTIASU HOM AWI KNAMASTU EKAM EVA ADITYAM BRAHMAN ,BAGI YANG TIDAK BISA MENGUCAPKAN KALIMAT DALAM BAHASA SANSEKERTA DIATAS SEBAGAI PENGGANTINYA MAKA MEREKA CUKUP MEMBIKIN TUMPENG, BENTUKNYA ADALAH SEGITIGA, SEGITIGA YANG DIMAKSUT ADALAH TRIMURTI (SHIVA, VISHNU, BRAHMA=>BRAHMAN) ARTINYA TIGA MANIFESTASI IDA SANG HYANG WIDHI WASA , UMAT HINDU MENGATAKAN BARANGSIAPA YANG MEMBIKIN TUMPENG MAKA DIA SUDAH BERAGAMA HINDU.
Dikitab BAGHAWAGHITA di jelaskan TUHAN nya orang hindu lagi minum dan ditengahnya ada tumpeng, dan di depan dewa brahma ada sajen-sajen
3. Pemberangkatan mayat diwajibkan dipamitkan di depan rumah lalu beberapa sanak keluarga akan lewat di bawah tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada dewa, dalam hindu mayat di tandu lalu diatasnya diberi payung, pemberangkatan mayat menggunakan sebar/sawur bunga, uanglogam, beraskuning,dll, lalu bunga di ronce(dirangkai dengan benang )lalu di taruh/dikalungkan di atas beranda mayat. Hindu meyakini :
a. Bunga warna putih mempunyai kekuatan dewa brahma.
b. Bunga warna merah mempunyai kekuatan dewa wisnu.
c. Bunga warna kuning mempunyai kekuatan dewa siwa.
Umat hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong do’a (muspha/trisandya)&pewangi.
4. KETUPAT
Didalam hindu roh anak menjelang hari raya pulang kerumah, sebagai penghormatan orang tua kepada anak, maka biasanya hindu setelah hari raya di pasang kupat diatas pintu dan di bagi-bagikan tetangga.
Pertanyaan ? apakah anda tahu dasarnya setelah hariraya idulfitri ada hari raya kupatan/ketupat ? apa dasarnya? DEMI ALLAH tidak ada satu dalilpun perintah Allah dari Al-Qur’an dan As-sunnah tentang perbuatan tersebut diatas.
sungguh Allah berfirman: “mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-NAJM:23).
“ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah:170)
# KESIMPULAN
TRADISI-TRADISI SALAH YANG MEMBUDAYA : tradisi keliru dan telah membudaya pada masyarakat kita yang kita sebutkan diatas, bukan untuk diikuti akan tetapi untuk dijauhi. Bahwa setidaknya ada dua alasan mereka melakukan tradisi-tradisi tersebut :
1. Mereka berpedoman dengan hadits palsu;
2. Sebagian dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan (mengekor) terhadap tradisi yang berjalan disuatu tempat.
Mereka akan mengatakan bahwa ini adalah keyakinan para pendahulu dan nenek moyang mereka !
Saudaraku sekalian, argumentasi”apa kata orang tua”, bukan lah jawaban ilmiyah dari seorang muslim yang mencari kebenaran. Apalagi masalah ini menyangkut baik buruknya aqidah seseorang. Maka, permasalahan ini harus didudukkan dengan timbangan AL-QUR’AN AS-SUNNAH AS SHAHIHAH.
Sikap mengekor kepada pendahulu dan nenek moyang dengan tanpa memperdulikan dalil-dalil syar’i merupakan perbuatan yang keliru, karena sikap tersebut menyerupai orang-orang quraysy, ketika diseru oleh Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apa jawab mereka ? silahkan anda baca al-qur’an surat az-zuhruf ayat 22 & asy-syu’ara ayat 74.
“bahkan mereka berkata,’sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa)dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka”(Qs.az Zuhruf,22).
Jawaban seperti ini serupa dengan apa yang dikatakan kaum Nabi Ibrahim, ketika mereka diajak meninggalkan peribadatan kepada selain Allah. Mereka mengatakan,” kami dapati bapak-bapak kami berbuat demikian(yakni beribadah kepada berhala).”(QS.Asy Syu’ara,74).
# PENUTUP
Demikian wahai saudaraku persaksian yang dapat saya sampaikan. mari janganlah mencampur adukkan ajaran hindu dengan ajaran islam. misalnya jika anda tidak berani mendakwahi atau menyampaikan pada saudara kita sebahagian umat islam yang masih melakukan selamatan dan sebagainya adalah dari Hindu bukan ajaran islam.
misal Jika anda merasa malu, gak enak (ewuh pakewuh) menyampaikan atau mendakwahi kepada saudara kita muslim yang masih melakukan selamatan dan sebagainya atau malu gara-gara kita menegakkan Al-Qur’an & As-Sunnah , anda keliru besar.
Ingat janji-Nya, Allah berfirman: sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka-,,,,(QS.At-Taubah,111).
Marilah masing-masing kita selalu berbenah dan memperbaiki diri. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita dan seluruh kaum muslimin. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Oleh : Abdul Aziz.
Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka niscaya DIA(Allah) akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Qs.Muhammad,7) .
Mohon disebarluaskan dengan menjaga keaslian tulisan tanpa di tambah maupun dikurangi.
Barakallahu fikum…
riwayat Anas bin malik-,,,- Rasulullah bersabda: diantara tanda-tanda hari kiamat adalah hilangnya ilmu (keislaman), maraknya kebodohan(tentang islam),,,-(HR.bukhari(no,81)).
HR.muslim,no1856)).
riwayat dari abdullah bin amru bin al-ash-,,,-,bahwa Rasul bersabda :sesungguhnya Allah azzawajalla tidak menghilangkan ilmu (keislaman)dengan cara mencabutnya dari dada umat manusia, tetapi Allah menghilangkan ilmu (keislaman)dengan memwafatkan para ulama ,sehingga tidak ada seorang ulama pun yang tertinggal. kemudian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu mereka di tanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan. (HR.Muslim,no:1858), dengan sanad sahih

Jumat, 06 Januari 2012

SYIAH



                Syiah adalah aliran sempalan dari Islam dan Syiah merupakan satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam. Sedangkan yang dimaksud aliran sempalan adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya adalah ajaran yang datang dari Rasulullah SAW, atau dalam bahasa agama disebut Ahli Bid’ah. Salah satu tokoh Syiah yang terkenal adalah Abdullah Ibnu Syaba’ yang memproklamirkan untuk men-Tuhan-kan Ali ibn Khatab.
                Selanjutnya oleh karena aliran-aliran Syiah itu bermacam-macam, ada aliran Syiah Zaidiyah, Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, Syiah Islamiyah, dll. Maka saat ini bila kita menyebut kata syiah, maka Syiah yang kita maksud adalah Syiah Imamiyah Itsna Ashariyah, karna Syiah aliran ini yang sedang berkembang dinegara kita ini yang berpusat di Iran atau yang sering mereka sebut dengan Syiah Khumainiyah. Karena Syiah inilah yang sekarang menjadi penyebab adanya keresahan dan permusuhan serta perpecahan dikalangan masyarakat, sehingga mengganggu dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita.
                Tokoh-tokoh Syiah inilah yang sekarang sedang giat-giatnya menyesatkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
                Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah salah satu aliran dari sekian banyak aliran Syiah yang lain yang berebut menamakan aliran Syiah nya dengan sebutan “Madzhab Ahlul Bait. Dan pengikutnya mengakui hanya alirannyalah yang menganut faham Madzhab Ahlul Bait. Aliran Syiah inilah yang dianut oleh mayoritas (69%) rakyat Iran. Begitu pula sebagai aliran Syiah yang dianut atau diakui oleh masyarakan yang gandrung kepada Khumaini dan Syiahnya.
                Jika dibandingkan dengan aliran-aliran Syiah yang lain, maka aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah inilah yang merupakan aliran Syiah yang paling sesat (ghullah) dan paling berbahaya bagi agama, bangsa dan Negara pada saat ini.
                Dengan menggunakan strategi yang licik yang mereka namakan Thagiyah (berdusta) yang berakibat dapat menghalalkan segala cara, aliran ini akhirnya terus dikembangkan dengan sedemikian rupa.
                Akibatnya banyak orang-orang yang berkeyakinan atau beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tertipu dan termakan propaganda mereka, sehingga mereka keluar dari agama Islam, dan masuk agama Syiah. Karena didasari oleh Ashobiyah atau kefanatikan yang mendalam, maka aliran ini cepat menjalar dan berkembang, terutama dikalangan awam awaliyin (keturunan Nabi Muhammad) dan muhibbin (pecinta mereka). Sehingga bagaikan penyakit kanker ganas yangterus menjalar dan berkembang keseluruh tubuh yang sehat, yang sudah ratusan tahun beraqidah ahlu sunnah wal jama’ah.
Sebenarnya bagi orang-orang yang berkependidikan agama, wabah ini tidak sampai menggoyahkan iman mereka, tetapi bagi orang-orang yang awam akan pendidikan agama, akalnya sangat rentan untuk terjangkiti wabah Syiah ini.
Dalam situasi yang sangat rentan dan memprihatikan saat ini, bangkitlah orang-orangyang merasa dirinya terpanggil untuk melawan dan memerangi aliran ini. Berbagai cara telah mereka tempuh ada yang dengan cara menulis, berceramah, bahkan ada yang dengan jalan berdiskusi dan Alhamdulillah mendapatkan sambutan positif dari masyarakat dan pemerintah.
Berbeda dengan cara ahlus sunnah waljama’ah yang penuh dengan cinta dan kasih juga hormat menghormati  serta penuh rasa memaafkan karna berdasarkan Al-Ahkaqul Karimah dan Afwa Indah Maghdirah (pemberian maaf disaat ia dapat membalas) serta Hushnudhdhan (baik sangka), maka ajaran Syiah ini penuh dengan caci maki dan penuh dengan fitnahan-fitnahan serta penuh dengan laknat-melanat,  karena dilandasi dengan su’udhdhan (buruk sangka) dan dendam kesumat.
Dapat kita saksikan dimana mereka begitu lantang dan berani tanpa ada rasa sopan mencaci dan memaki para sahabat dan memfitnah istri-istri Nabi SAW, khususnya Aisyah, bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak luput dari tuduhan mereka.
Aliran-aliran Syiah yang membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama diseluruh duniaAliran-aliran Syiah yang membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama diseluruh dunia sepakat memberikan penerangan kepada masyarakat. Ratusan judul kitab diterbitkan, berjuta kitab decetak bermaksud agar masyarakat mengetahui kesesatan Syiah dan waspada kepada gerakan Syiah. Dalam menulis kitab-kitab Syiah (kitab-kitab rujukan Syiah), sehingga sulit sekali bagi orang-orang Syiah untuk menyanggahnya.
Selanjutnya dengan beredarnya buku-buku yang menguak dan menjelaskan ksesatan Syiah, akhirnya mereka yang dulu terpengaruh oleh ajaran Syiah mereka keluar dan kembali kepada ajaran Islam yang benar. Hal ini tentu saja tidak lepas dari hidayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka. Kecuali mereka yang bernasib buruk, yaitu orang-orang yang sudah ditakdirkan menjadi orang Syaghi (celaka dan sengsara).
Perbedaan antara Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan Syiah
                Melihat pentingnya masalah ini, maka dibawah ini penulis nukilkan beberapa perbedaan antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan Syiah yang sangat mencolok:
1.       Rukun Iman;
a.       Ahlus Sunnah memiliki 5 rukun Islam, yaitu; Syahadatain, Sholat, Zakat, Shaum, dan Haji.
b.      Syiah memiliki 5 rukun Islam juga, yaitu; Sholat, Shaum, Zakat, Haji, dan Al-Wilayah.
2.       Rukun Iman;
a.       Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki 6 Rukun Iman, yaitu: Iman Kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikatNya, Iman kepada Kitab-Kitab, Iman kepada Rasul Nya, Iman kepada Yaumil Akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadar.
b.      Syiah hanya memilii 5 rukun Iman, yaitu: at-Tauhid, An-Nubuwah, Al-Imamah, Al-Adlu, dan Al- Ma’ad.
3.       Syahadat;
a.       Ahlus Sunnah wal Jama’ah memeliki 2 kalumat syahadat.
b.      Syiah memiliki 3 kalimat Syahada, dimana bunyi syahadat yang ketiga adalah menyebutkan 12 Imam Syiah.
4.       a. Ahlus sunnah percaya kepada Imam-Imam tidak termasuk rukun iman. Imam-Imam ahlussunnah tidak terbatas. Karena akan selalu timbul imam-imam hingga hari kiamat.
c.       Syiah mereka mengakui hanya 12 Imam termasuk rukun iman. Makanya orang yang tidak berimam kepada 12 Imam, maka dianggap Kafir.
5.       Khulafaur Rasyidin;
a.       Ahlussunnah memiliki 4 Khulafaur Rasyidin, yaitu: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
b.      Syiah hanya memiliki 1 saja yaitu Ali, dan 3 yang lainnya tidak mereka akui.
Semoga kita dan keluarga kita selalu digolongkan sebagai orang-orang yang Suada’ atau orang-orang hyang beruntung yang diselamatkan dan dilindungi dari kesesatan orang-orang yang telah sesat dari ajaran Islam.

Kamis, 05 Januari 2012

NATAL DAN PROBLEMNYA: KONTRADIKSI DI DALAM BIBEL

  Harian Republika (6/12/1993) pernah memuat fatwa DR. Quraish Shihab: "tidak ada halangan bagi seorang muslim untuk mengucapkan natal." Di bulan Desember 1993 DR. Quraish Shihab juga berpendapat senada di harian republika, ketika itu ia katakan, bagi umat Islam tidak ada masalah mengucapkan selamat natal bagi orang Kristen, dalam konteks risalahnya, dan tidak menganggap Yesus sebagai tuhan.
Pendapat DR. Quraish Shihab ini langsung mendapat tanggapan (bantahan) keras dari seorang pakar Kristologi, yaitu KH. Abdullah Wasia, dalam sebuah tulisan berjudul "Sekitar Natal", ditahun 1994.
Untuk mengantisipasi hal ini agar umat muslim tidak terjerumus dan lebih berhati-hati, kita perlu mengetahui asal mula natal serta berbagai problemnya.


Asal mula natal
     “Natal” dalam arti khusus adalah peringatan kelahiran Yesus Kristus yang dianggap sebagai anak Tuhan. Di saat itu orang-orang Nashrani mengadakan kebaktian dengan menguji Yesus sebagai Tuhan pembawa terang dunia. Mereka mengagungkan pribadi Yesus yang telah dikorbankan menebus dosa, demi keselamatan dan kebahagiaan umat manusia sedunia.
     Mulanya tanggal 25 Desember adalah salah satu hari raya besar bangsa Romawi yang menyembah banyak Dewa-Dewi. Dimana orang Romawi dari abad ke X hingga abad ke VII SM sudah mengenal hari lahirnya Dewa Matahari yang diperingati setiap tanggal 25 Desember dengan sebutan Saturnalia, hari itu dianggap sebagai The Winter Salitice saat dimana matahari berada dititik yang paling jauh dari khatulistiwa.
     Orang-orang Romawi sudah lama berdo'a untuk kaisarnya agar menjadi seorang Kristen dan do'a mereka terkabul. Pada abad ke 3 m, Kaisar Romawi konstantin menjadi seorang Kristen. Kisar yang radikal itu menjadikan agama Kristen sebagai agama negara. Maka terjadilah pengkristenisasian besar-besaran, rakyat dipaksa menjadi Kristen, setiap orang harus mengikuti acara-acara ritual yang dilakukan dalam peribadatan yang dilaksanakan di Gereja-Gereja. Akibatnya mereka secara rutin mengikuti kebaktian-kebaktian ritual di Gereja, tetapi hati dan Fikiran mereka tetap jauh dari pertobatan dan menganggap Kristen sebagai agama dan Yesus sebagai tuhan dan juru selamatnya. Pada satu waktu mereka mengikuti kebaktian di Gereja, tapi pada waktu yang lain mereka tetap merayakan tanggal 25 desember sebagai Hari Raya Saturnalia (hari lahirnya Dewa Matahari).
     Penyembahan ini terus berlangsung, meskipun Kristen sudah menjadi agama negara dan kaisar sudah mengkristenkan rakyatnya. Kaisar hanya mampu mengkristenkan jasmani rakyatnya tapi tidak mampu mengkristenkan rohaninya.
Kaisar Konstantin merasa tidak damai, sebab rakyat-rakyatnya tetap merayakan saturnalia, satu kebiasaan yang jelas bertentangan dengan ajaran ke-Kristenan. Akhirnya kaisar mengumumkan bahwa tanggal 25 Desember sebagai hari raya saurnalia dan juga sebagai hari Natal atau kelahiran Kristus.
     Menurut versi lain Natal baru tercetus pada abad ke IV, tepatnya tahun 353-354 M. Pencetusnya Paus Liberius yang yang tadinya diperingati sebagai lahirnya Dewa Matahari, diubah menjadi hari lahirnya Yesus karena dia yajin Yesus adalah sang Dewa Matahari, karena dalam injil tertulis , “Aku adalah terang dunia.” (Yohanes 8:12).
Kejadian ini menimbulkan perselisihan dari banyak Gereja, diantaranya Gereja Gereja, Gereja Ortodox Timur, dll. Dimana Paus dianggap telah menyalahi aturan, sebab mereka sudah memperingati Natal pada tanggal 6-7 jnuari, 18 Maret, 18 Mei, dan 25 April.
     Untuk menetralisir perpecahan ini gereja Katolik Roma mengadakan pertemuan yang terkenal dengan Sinode Vatikan (Sidang Gereja). Sidang dipimpin oleh Rahib Dyonisius Exigiuus, ketua biara yang merangkap sabagai ahli nuju, dan menghasilkan deklarasi kompromi tanggal 25 Desember berpijak atas pertimbangan agar agama Kristen tidak mengalami distorsi keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat yang berlatar belakang kehidupan masyarakat yang berlatar belakangberbeda serta sebagai provokasi dan propaganda agar agama Kristen laku pada masyarakat penyembah Dewa Matahari yang diperingati pada 25 Desember, yang dihayati sebagai hari Beal Samus, atau kelahiran Dewa Surya.
Menurut Chatolik Enchiclopedia 1991, Natal bukan upacara gereja, upacara ini berasal dari Mesir yang dilakukan para penyembah berhala pada bulan Januari. Kemungkinan besar bangsa Roma sejak 350 M telah mengganti hari lahir ini yang bermula Januari menjadi 25 Desember yang merupakan pesta mitra (Hari Lahir Dewa Surya). (lihat : risalah No. 9/Desember 2004).


Problema Natal dalam Al-Kitab
     Sebenarnya, para pemeluk Kristen pada abad pertama sampai kelima tidak pernah menyelenggarakan perayaan Natal tersebut. Baru pada abad kelima itulah hari kelahiran Yesus dirayakan. Disamping itu mereka masih bersepekulasi tentang tanggal perayaan Natal. Ada yang mengadakan pada tanggal 6 Januari, 25 Maret, 25 Desember, bahkan kabar terakhir mengatakan ada salah satu sekte dari umat Kristiani yang mengadakannya pada tanggal 11 Desember lalu. Tetapi sampai sekarang penganut abama Kristen sendiri masih belum mengetahui tanggal dan tahun kelahiran Yesus. Al-Kitab sendiri kehilangan jejak, bahkan seling berselisih pandangan, sebagaimana yang disebut dalam injil matius:
sesudah Yesus dilahirkan di Balehem di tanah Yudea pada zaman Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerussalem.” (Matius 2:1).
     Sedangkan menurut Injil lukas 2:1-20 diceritakan bahwa Yesus lahir ketika Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk di tanah Yode. Menurut perhitungan sejarah, sensus tersebut dilakukan pada tahun 7 M. Berarti Yesus lahir pada tahun itu juga. Tetapi menurut ayat Matius 2:1, Yesus lahir pada zaman Kaisar Herodes berkuasa, yang mati pada 4 SM. (Republika 14/12/2000).
     Uraian tadi sesungguhnya menggambarkan dengan jelas bahwa terjadi kontradiksi sangat fatal pada Al-kitab sendiri, yang semestinya -sebagai suatu kitab suci- terhindar dari problema demikian. Inipun semakin membuktikan bahwa keontetikan al-Kitab (injil) yang ada pada saat ini adalah samgat diragukan. Semua ini karena wahyu-wahyu yang terdapat di dalamnya telah mengalami perubahan teks, yang dilakukan oleh para penulis injil itu sendiri. Atau dalam istilah ilmu Kristologi dikenal dengan “The text curruption and scrieble error.”

Pemujaan Dewa Tahun

Semula setahun dibagi dalam sepuluh bulan. Sebulan adalah 35 hari dan setiap bulan memiliki dewa masing-masing. penamaan bulan-bulan bukanlah karena keinginan, namun ada sebab mengapa nama-nama bulan seperti ini.
1. Maret, bulan Mars, Dewa Mars melambangkan Dewa Perang. Pemujaan Dewa Mars biasanya dilakukan para bangsawan pada bulan tersebut, maka bulan tersebut diabadaikan Dewa Mars menjadi nama bulan tersebut.
2. April, Aprilia berarti berkembang atau terbuka. Pada bulan ini terdapat pesta muda-mudi. Amor Dewi Pales, Dewi Penggembala dan pertanian. makanya pada setiap bulan April, banyak petani-petani dan pelaut-pelaut yg emberikan sesajian kepada laut dan alam.
3. Mai, bulan dari Dewi Maia anak Dewa Atlas. Maia adalah dewi musim bunga, kekasih Dewa Jupiter. Untuk Maia dikurbankanlah seekor babi betina.
4. Juni, Bulan untuk Dewi Juno, Dewi Pelindung kaum lemah, terutama kaum perempuan.
5. Quintilia, berarti bulan kelima. Menurut sebagian kepercayaan rakyat Romawi, bulan ini dikuasai oleh lima orang dewa penentu nasib.
6. Sextilia, berarti bulan keenam.
7. September, berarti bulan ketujuh.
8. Oktober, berarti bulan kedelapan.
9. November, berarti bulan kesembilan.
10. Desember, berarti bulan kesepuluh. Pada tanggal 25 Desember terdapat pesta besar yg ditujukan pada Jupiter sebagai pengganti Mithra (Dewa Matahari).
Pada perubahan penanggalan Romawi, setahun dibaginya menjadi 12bulan.
1. Maret, bulan Dewa Mars. Ia adalah dewa panji-panji pahlawan bangsa dan dewa perang yang gagah berani. Pada bulan ini biasanya di Romawi selalu dikurbankan 2 orang prajurit untuk Dewa Mars.
2. April, bulan khas pemujaan Dewa Amor dan Dewi Nasib baik Fortuna.
3. Mai, bulan untuk Dewi Maia anak Dewa Atlas.
4. Juni, bulan Dewi Juno.
5. Juli, bulan yg dipersembahkan demi kemuliaan dan kebesaran Julius Caesar.
6. Augustus,  bulan yg dipersembahkan demi kemuliaan dan kebesaran Kaesar Augustus.
7. September, berarti bulan ketujuh.
8. oktober, berarti bulan kedelapan.
9. November, berarti bulan kesembilan.
10. Desember, berarti bulan kesepuluh.
11. Januari atau Januarius. Januae berarti pintu. Nama bagi bulan pertama setelah bulan kesepuluh yg diberikan oleh Raja Numa Pompilius. Janu atau Janus adalah dewa khas Romawi yg konon katanya semula berasal dari nama dewa bangsa Skyth. Janu dianggap sebagai anak Apollo dari Dewi Creusa. Ia memerintah dengan adil di Latinus. Pada masa Saturnus terusir, Saturnus diterima Janus dengan terbuka. Janus dipuja sebagai dewa perdamaian dan keamanan yg memerintah di langit dan bumi. Raja Numa Pompilius mendirikan sebuah tempat pemujaan Dewa Janus yg pemujaannnya dilakukan pada malam menjelang tanggal 1 Januari, karena selain untuk merayakan hari Dewa Janus juga untuk merayakan tahun baru pintu tahun.
12. Februari, berasal dari kata Februarius, yaitu pengampunan atau penebusan dosa. Banyak cerita tentang anak-anak dewa yg dilahirkan seorang ibu perawan, berjuang lalu mati terbunuh dan dengan darahnya ia menebus dosa umat. Kemudian bangkit kembali dan naik kepada Jupiter.

Definisi TUHAN dari pandangan berbagai Agama

a.       Dalam Ajaran Judea-Kristen, Tuhan didefinisikan sebagai “3 Omni” yaitu: Omnipotent (Mahakuasa), Omnibenevolent (Mahakasih), dan Omnicient (Mahatahu). Dalam ajaran Kristen juga dipelajari sebuah konsep “Trinitas” atau “ber-Tuhan 3” yg terdiri dari Tuhan Bapa, Tuhan Ibu, dan Tuhan Anak. Tuhan Bapa adalah Allah, Tuhan Ibu adala Maryam, dan  Tuhan Anak adalah Isa/Jesus. Persepsi yang dikemukakan oleh kaum Kristen “Tuhan adalah suatu zat yang Mahatinggi dalam persepsi manusia yang menyembahnya”. Teori yang disampaikan oleh Wilhelm dalam “The Origin of Idea of God” padatahun 1912 yang dikutip oleh Amstrong, dia menyatakan “Telah ada suatu monoteisme primitive menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan Tertinggi yang telah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan.
b.      Pada ajaran Hindu & Budha;
Ø  Ajaran penganut Mon & Khmer mengatakan Tuh (jika ditambahkan imbuhan –an menjadi Tuhan) adalah sesuatu yang ada dan menyeluruh, ia jauh tetapi ia dekat, ia bersatu tetapi berpisah.
Ø  Pada penganut Melayu Purba mengatakan Tuh adalah Sang Yang Tunggal yang hidup bersekutu (bersatu) dengan alam, namun dia bukanlah alam.
Ø  Ajaran penganut Tahili Tuh adalah Toaroa yang menyatu dengan alam yang memberikan kedamaian pada alam.
Kesimpulan: Tuhan pada Agama Hindu & Budha adalah Tao, Thian, Toaroa, Toh, Thi, Tou, To, Teuh, dan sebagainya. Semua ajaran pada agama ini setuju bahwa Dia (Tuh) adalah alam tetapi bukanlah alam, dialah sang pemberi kedamaian.
c.       Pada Agama Islam, Tuhan adalah اله , menurut Ar-raghib Al-ashfahani اله adalah ma’bud yang berarti sesuatu yang disembah atau diibadahi. Kita mesti teliti sebuah pernyataan bahwa Allah adalah Tuhan, dan Allah diartikan sebagai Tuhan. Jika kita kaji kembali, jika Allah diartikan Tuhan, maka Tuhan tidak bisa diartikan kembali kedalam bahasa arab menjadi Allah tetapi Illah (sesembahan). Mari kita simak Syahadat kita yang berbunyi اشهدان لا اله الا الله “Tiada Tuhan selain Allah”, disana menyatakan Tuhan itu tidak ada melainkan Allah. Meski kata-kata الله berasal dari kata اله  namun disitu terdapat huruf ال yang menyatakan pengkhususan. Maka Allah adalah sifat yg lebih khusus dari kata Illah. Jadi bisa kita tarik kesimpulan bahwa Illah bukanlah Allah, namun Allah adalah Illah. Kenapa, karna Allah pun mempunyai sifat yang sama dengan Illah yaitu sesuatu zat yang disembah dan diibadahi. di dalam Al-Quran kata-kata "Rabb' diartikan sebagai "Tuhan", kenapa bisa? padah "Rabb" dalam b.arab berarti Mahapemelihara. apakah ini penggunaan kata umum?
maka disini kita sebagai umat muslim harus sepakat bahwa "Tuhan Tidak Ada". kenapa umat Muslim lebih menyukai mengatakan Tuhan dibanding Allah? apakah mereka malu? apakah agar mereka dapat diterima oleh semua kaum? bukankah kaum kafir pun tidak pernah malu menyebutkan Yesus d depan umum?

Kamis, 11 Agustus 2011

ADA FREMASONRY DI BALIK PLURALISME AGAMA


Semua Agama, baik yang masih eksis ataupun yang sudah mati, yang samawi maupun yang kultur atau budaya, lahir lengkap dengan klaim “ kebenaran “. Terlepas apakah klaim itu valid atau tidak, argumentatif atau tidak, rasional atau irrasional.
Setidaknya ada tiga macam cara dalam memandang kebenaran itu : Eksklusivisme, Inklusivisme, dan Pluralisme. 

Eksklusivisme, adalah kebenaran absolut hanya dimiliki agama tertentu secara eksklusif , tidak memberikan alternatif bahkan konsesi sedikitpun dan tidak mengenal kompromi.  Yudaisme, mempunyai doktrin “ the Choosen People “ ( bangsa pilihan ). Kebenaran dan keselamatan hanya berdasar etnisitas ( berdasar keturunan ) yang sempit, yaitu bangsa Yahudi.  Katolik, punya doktrin : “  Extra Ecclesium Nulla Salus” ( di luar gereja katolik tidak ada keselamatan ).  Protestan, punya doktrin “Outside Christianity No Salvation “  ( di luar Krsiten tidak ada keselamatan ) dan Islam dengan dasar firman Allah di QS Ali Imran : 19 dan 85 mempunyai doktrin : “Agama Allah adalah Islam dan Barangsiapa yang menganut agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat rugi. “.

Inklusivisme, sebuah klaim yang lebih longgar. Inklusisvisme mengklaim bahwa hanya satu agama yang benar, tapi juga mencoba mengakomodasi klaim agama lain, kebenaran dan keselamatan dimungkinkan penganut agama lain. Teologi Inklusif awalnya muncul di dunia Kristen dalam merespons merebaknya teologi Pluralisme yang menilai bahwa teologi eksklusif itu ketingalan zaman. Teologi ini diterima secara resmi dalam konsili Vatikan II ( 1962-1965 ) dengan disepakatinya teologi “ Inklusif Pluralis “ yang mengandung makna, bukan hanya Katolik yang benar dan selamat, tapi di luar Katolik dimungkinkan adanya kebenaran dan keselamatan. 

Pluralisme, sebuah teologi yang muncul dan didesain dalam setting sosial-politik humanisme sekuler Barat yang bermuara pada tatanan demokrasi liberal.  Pluralisme ingin tampil sebagai klaim kebenaran baru yang humanis, ramah, santun, toleran, cerdas, dan demokratis. Hal ini dikatakan oleh tokohnya, John Hick.  Semua agama, baik yang tesitik maupun non-teistik, dianggap sebagai sama, sebagi ruang atau jalan yang bisa memberikan keselamatan, kebebasan, dan pencerahan, semua agama benar. Karena pada dasarnya semua agama merupakan respon yang beragam terhadap hakikat ketuhanan yang sama.  Agama dianggap sebagai pengalaman keagamaan. Kemungkinan datangnya agama dari Tuhan atau Dzat Yang Maha Agung dinafikan dan ditolak mentah-mentah. 
Tokoh seperti Joachim Wach, seorang ahli perbandingan agama kontemporer bahkan mendefinisikan bahwa pengalaman keagamaan sebagai agama itu sendiri. Lahirlah kesimpulan bahwa semua agama sama secara penuh tanpa ada yang lebih benar daripada yang lain. Sebuah kesimpulan yang menyulitkan mereka sendiri, ketika muncul pertanyaan : “ Apakah agama Kristen, dan Islam sama persis dengan agama-agama primitif dan paganis ( penyembah berhala ) yang kanibalistik ?”

Dalam wacana pemikiran Islam , Pluralisme Agama masih merupakan hal baru dan tidak memiliki akar idiologis dan teologis yang kuat. Pluralisme agama lebih merupakan perspektif baru yang ditimbulkan oleh penetrasi kultur Barat. Malah ada yang menyebut merupakan rekayasa Freemasonry Internasional, sebuah organisasi Yahudi yang sejak awal mengusung slogan :  “ Liberty, Egality dan Fraternity” (Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan ), dan mempropagandakan persaudaraan universal tanpa memandang etnis, bangsa, dan agama. Organisasi ini muncul sebagai ‘baju’ untuk menyerukan penyatuan tiga agama ( Yahudi, Nashrani dan Islam ) dengan agama universal dan mengikis belenggu fanatisme terhadap agamanya.  Dalam IslamWacana Pluralisme ini baru muncul pasca perang Dunia II, ketika terbuka kesempatan bagi generasi muda muslim untuk mengenyam pendidikan di universitas-universitas Barat, terutama mereka yang mengambil jurusan Studi Islam dengan dosen-dosen Yahudi dan Krsiten atau Para Orientalis. Dalam waktu yang bersamaan, gagasan Pluralisme agama ini menembus dan menyusup ke dalam wacana pemikiran Islam. Antara lain melalui karya-karya pemikir-pemikir mistik Barat Muslim seperti Rene Guenon ( Abdul Wahid Yahya ) dan Frithhjof Schon ( Isa Nuruddin Ahmad ). Buku-buku mereka seperti The Transcendent Unity of Religion, sangat sarat dengan tesis-tesis  atau gagasan-gagasan yang menjadi inspirasi dasar bagi tumbuh dan berkembanganya wacana pluralisme agama.  Sayyed Hossein Nasr, seorang tokoh  Syi’ah, termasuk yang ikut mempopulerkan teologi Pluralisme.  Nasr telah menuangkan tesisinya tentang Pluralisme agama dalam kemasan Sophia perennis atau perennial wisdom ( Al-Hikmat al-Khalidah atau kebenaran abadi ), yaitu sebuah gagasan menghidupkan kembali kesatuan metafisikal ( metaphysical unity ) yang tersembunyi di balik ajaran dan tradisi-tradisi keagamaan yang pernah dikenal sejak zaman Nabi Adam as. Menurut Nasr, memeluk atau meyakini satu agama dan melaksanakan ajarannya secara keseluruhan dan sungguh-sungguh, berarti juga telah memeluk seluruh agama, karena semuanya berporos kepada satu poros, yaitu kebenaran yang hakiki dan abadi. Perbedaan antar agama dan keyakinan, menurut Nasr, hanyalah pada simbol-simbol dan kulit luar. Inti dari agama tetap satu. 

Budhy Munawar Rahman , dosen filsafat di Universitas Paramadina Jakarta, dalam tulisannya di situs www.Islamlib.com, 13 Januari 2002 , Ia mencoba memaksakan teologi Pluralis dengan melihat agama-agama lain sebanding dengan agama Islam. Terhadap QS. Ali Imran : 19 dan 85 dia mengajak orang-orang untuk memahaminya dengan semangat inklusivisme, semangat  “Agama Universal “ dimana Islam diberi makna sebagai agama yang penuh kepasrahan kepada Allah swt. Sehingga semua agama bisa dimasukkan ke dalamnya, asalkan berpasrah diri kepada Allah. 
Muhammad Ali, Dosen UIN Jakarta dalam tulisannya di harian  Republika, tgl 14 Maret 2002  dalam judul Hermeneutika dan Pluralisme Agama, juga mengajak agar tidak memahami QS. Ali Imran : 19 dan 85 itu dalam bingkai teologi eksklusif yakni keyakinan bahwa jalan kebenaran dan keselamatan bagi manusia hanyalah dapat dilalui melalui Islam. Ayat-ayat itu harus dipahami dengan teologi pluralis dan teologi Inklusif.  Nurcholis Madjid yang merupakan salah seorang tokoh pengusung telogi Pluralisme dalam kata pengantar  buku Pluralitas Agama Kerukunan dalam Keragaman menyatakan : “ Kendatipun cara, metoda atau jalan keber-agamaan menuju Tuhan berbeda-beda, namun Tuhan yang hendak kita tuju adalah Tuhan yang sama, Allah yang Maha Esa. “ Kalimat ini jelas menunjukkan bahwa ia mengakui keberadaan dan kebenaran semua agama, dan menyejajarkan satu agama dengan agama lainnya, sehingga Islam sama dengan agama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Majusi, Shinto, Konghuchu, dsb ? Karena semua agama menuju tuhan yang sama dengan cara yang berbeda.  Quraisy Shihab dalam mengomentari QS. Al-Baqarah : 120 yang menyatakan : “ Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridla kepadamu sampai engkau  mengikuti agama mereka “ menyatakan bahwa ayat tersebut dikhususkan kepada orang Yahudi dan Kristen tertentu yang hidup pada zaman Nabi Muhammad saw, dan bukan kepada umat Kristen dan Yahudi secara keseluruhan. Demikian juga tetang izin Allah untuk memerangi orang kafir, itu bukan diperuntukkan terhadap Yahudi dan Kristen yang termasuk Ahlul Kitab. ( Pluralitas Agama, Kerukunan dan Keragaman : 26 ). 
Para Pengusung Liberalisme dan Pluralisme ini juga sangat menentang penerapan Syari’at Islam, karena akan mendeskriditkan penganut agama lain, akan menzalimi kaum wanita, banyak syari’at Islam yang dinilainya bertentangan dengan HAM, Demokrasi, Gender Equality  (Kesetaraan Gender) dan Pluralisme. . Ulil Absar Abdalla pengerek bendera JIL pernah mengatakan :  “ Setiap doktrin yang hendak membangun tembok antara “kami “ dan “ mereka “ , antara Hizbullah ( golongan Allah ) dan Hizbus Syaithan ( golongan syetan) adalah penyakit sosial yang akan menghancurkan nilai dasar Islam itu sendiri, nilai tentang kesederajatan umat manusia, nilai tentang manusia sebagai warga dunia.”  Dia juga mengatakan bahwa amat konyol umat manusia bertikai karena perbedaan ‘baju’ yang dipakai, sementara mereka lupa  inti ‘memakai baju’  adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Semua agama adalah baju, sarana, wasilah, alat untuk menuju tujuan pokok : penyerahan diri kepada Yanga Maha Benar. Dengan pemikiran ini berarti dia ingin menganulir firman Allah yang membagi manusia menjadi dua golongan, Hizbullah dan Hizbus syaithan seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an :

وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ – المائدة : 56

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.  QS. Al-Maidah : 56

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ – المجادلة : 19

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.  QS. Al-Mujadilah : 19

Dengan demikian bagi kaum pluralis  dan liberalis , semua manusia sama, tidak ada mukmin tidak ada kafir, tidak ada manusia tha’at dan tidak ada manusia bejat, mereka telah mengangkat kesesatan dan kekufuran  dan kemusyrikan sejajar dengan hidayah, tauhid dan ketakwaan. Dan pada akhirnya sikap antipati terhadap segala mecam kesesatan dan kemunkaran akan sirna. Menurut slogan kaum pluralis : “ Agama-agama seperti Yahudi, Nashrani dan Islam , ibaratnya seperti keberadaan empat madzhab fiqih di tengah-tengah kaum muslimin, semuanya pada hakikatnya menuju kepada Allah. Dampaknya lainnya dari pemahaman seperti ini, ketika semua agama dianggap sama, tidak ada beda selain tata cara dan bajunya, maka umat yang “ sendiko dawuh “ dengan paham pluralisme ini tidak akan memiliki ghirah atau kecemburuan dalam beragama. Baginya tidak ada keistimewaan pada Islam jika dibanding dengan Kristen misalnya. Karena semua agama sama, dengan tuhan yang sama hanya beda cara memanggil atau menyebut dengan baju dan cara yang beda. Pada saat yang bersamaan , secara finansial para missionaris Kristen yang banyak melakukan pendekatan dakwah dengan finansial, secara logika manusia normal, ketika seseorang harus memilih antara dua agama yang sama-sama dianggap benar, tentunya variable lain yang akan dijadikan alat timbang adalah keuntungan materi. Mereka akan dengan ringan melepas ‘baju ‘ Islam untuk mendapatkan duit atau materi dengan memakai ‘ baju ‘ Kristen. Dan ini akan merupakan kontribusi atau sumbangan sangat berharga kaum pluralis dan Liberalis bagi suksesnya missi kristenisasi.

Teologi Pluralisme yang diusung kaum Liberalis ini sebenarnya telah ketinggalan zaman, kalau kita memperhatikan pernyataan para pakar sejarah dan teolog Kristen, seperti : 1) Uskup John Shelby Spong dalam bukunya Why Cristianity Must Change or Die ( 1998 ) ( mengapa agama Kristen harus berubah atau akan Mati ) menyatakan: “ Kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya sebagai Juru Selamat…. Ajaran ini harus dicabut dan dibuang. “   2) Reverend DR Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Years of Yesus Revealed ( 1992 ) menyatakan : “ Para pemuka agama Kristen tidak dapat dimaafkan untuk ( memepertuhankan Yesus ) dengan memanfaatkan keterbatasan … berfikir orang-orang palestina 2000 tahun yang lalu. “  3) John Davidson dalam bukunya The Gospel of Yesus ( 1995 ) menyatakan : “Barangkali kita ( umat Kristen ) telah tersesat selama 2000 tahun.”   Ketiga contoh di atas memperlihatkan ketiga pakar dan teolog tersebut bukannya mengatakan bahwa agama mereka, Krsiten, adalah agama yang benar, mereka malah mengakui sebaliknya, agama mereka ternyata agama yang salah dan menyesatkan.   John Shelby Spong dalam bukunya Rescuing the Bible From Fundamentalism ( 1991 ) malah menyatakan : “ Dia ( Paus Paulus ) tidak menulis firman Allah, yang dia tulis adalah kata-katanya sendiri yang khusus, penuh keterbatasan serta memiliki kelemahan sebagai ciri seorang manusia. “. Aneh bin ajaibnya  kaum Pluralis liberalis di Indonesia malah ngotot menyatakan bahwa Kristen sama dengan Islam ?

Seorang tokoh JIL dalam Jawa Pos ( 11/1-2003 ) menyatakan : “ Bagi saya All Scriptures are Miraccles “  ( Semua kitab suci adalah mukjizat ), Subhanallah ! Berarti Al-Qur’an bagi dia sejajar dengan kitab Weda dan Bagawad Gita-nya Hindu, Tripitaka-nya Budha, Su Si-nya Konghuchu, Tao The Ching-nya  Taoisme, Darmo Gandul dan Gatholoco-nya Aliran Kebatinan.  Padahal tentang Taurat  saja Allah telah berfirman : 

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ – النساء : 45

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan ( dalam Taurat ) dari tempat-tempatnya”.  QS. An-Nisa : 45

Tentang Injil yang dikarang oleh para penulisnya , Allah telah menegaskan :

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُون – البقرة : 79

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. QS. Al-Baqarah : 79

Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no 153 yang diberi judul bab oleh Imam An-Nawawi  “ Wujubul Iman bi Risalatin Nabi saw Ila Jami’in Nasi Wa Naskhul Milali bi Millatihi “  menegaskan : “ Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini, baik orang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa,  pasti ia kan masuk neraka. “

Allah swt dalam banyak ayat juga telah dengan tegas menyatakan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir: 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّة  (6)إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ(7) – البينة 

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. QS. Al-Bayyinah : 6-7

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
ٍلَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ – المائدة : 72-73

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. QS. Al-Maidah 72-73

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ(88)وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ  عَلَى الْكَافِرِينَ(89)بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِين   ٌ(90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(91) – البقرة

Dan mereka ( Yahudi ) berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" QS Al-Baqarah : 88-91

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(51)فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ(52) – المائدة 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.  QS Al-Maidah : 51-52

Jika Allah swt dan Rasul-Nya telah menegaskan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir, beberapa teolog dan pakar sejarah Kristenpun telah menyatakan bahwa agama mereka salah dan menyesatkan, sementara para pengusung dan pejuang Pluralisme agama dengan mendasarkan ajarannya kepada : demokrasi, HAM, gender equality dan Pluralisme masih menganggap dan meyakini  serta mengkampanyekan bahwa semua agama sama, semua kitab suci sama sebagai mukjizat, tuhan yang disembah sama,  sehingga praktis mensejajarkan Allah dengan Yesus, Uzeir, Roh Kudus, Sang Hyang, Sang Budha dan Dewa, agama hanya dianggap baju . Pertanyaannya : “ Masih beragamakah Orang yang seperti ini? Kalau masih, agama apakah itu ?  Fa Aina Tadzhabuun ? Wallahu’alam,  Wal-‘Iyadu billahi


Oleh: Shiddiq Amien