Kamis, 11 Agustus 2011

ADA FREMASONRY DI BALIK PLURALISME AGAMA


Semua Agama, baik yang masih eksis ataupun yang sudah mati, yang samawi maupun yang kultur atau budaya, lahir lengkap dengan klaim “ kebenaran “. Terlepas apakah klaim itu valid atau tidak, argumentatif atau tidak, rasional atau irrasional.
Setidaknya ada tiga macam cara dalam memandang kebenaran itu : Eksklusivisme, Inklusivisme, dan Pluralisme. 

Eksklusivisme, adalah kebenaran absolut hanya dimiliki agama tertentu secara eksklusif , tidak memberikan alternatif bahkan konsesi sedikitpun dan tidak mengenal kompromi.  Yudaisme, mempunyai doktrin “ the Choosen People “ ( bangsa pilihan ). Kebenaran dan keselamatan hanya berdasar etnisitas ( berdasar keturunan ) yang sempit, yaitu bangsa Yahudi.  Katolik, punya doktrin : “  Extra Ecclesium Nulla Salus” ( di luar gereja katolik tidak ada keselamatan ).  Protestan, punya doktrin “Outside Christianity No Salvation “  ( di luar Krsiten tidak ada keselamatan ) dan Islam dengan dasar firman Allah di QS Ali Imran : 19 dan 85 mempunyai doktrin : “Agama Allah adalah Islam dan Barangsiapa yang menganut agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat rugi. “.

Inklusivisme, sebuah klaim yang lebih longgar. Inklusisvisme mengklaim bahwa hanya satu agama yang benar, tapi juga mencoba mengakomodasi klaim agama lain, kebenaran dan keselamatan dimungkinkan penganut agama lain. Teologi Inklusif awalnya muncul di dunia Kristen dalam merespons merebaknya teologi Pluralisme yang menilai bahwa teologi eksklusif itu ketingalan zaman. Teologi ini diterima secara resmi dalam konsili Vatikan II ( 1962-1965 ) dengan disepakatinya teologi “ Inklusif Pluralis “ yang mengandung makna, bukan hanya Katolik yang benar dan selamat, tapi di luar Katolik dimungkinkan adanya kebenaran dan keselamatan. 

Pluralisme, sebuah teologi yang muncul dan didesain dalam setting sosial-politik humanisme sekuler Barat yang bermuara pada tatanan demokrasi liberal.  Pluralisme ingin tampil sebagai klaim kebenaran baru yang humanis, ramah, santun, toleran, cerdas, dan demokratis. Hal ini dikatakan oleh tokohnya, John Hick.  Semua agama, baik yang tesitik maupun non-teistik, dianggap sebagai sama, sebagi ruang atau jalan yang bisa memberikan keselamatan, kebebasan, dan pencerahan, semua agama benar. Karena pada dasarnya semua agama merupakan respon yang beragam terhadap hakikat ketuhanan yang sama.  Agama dianggap sebagai pengalaman keagamaan. Kemungkinan datangnya agama dari Tuhan atau Dzat Yang Maha Agung dinafikan dan ditolak mentah-mentah. 
Tokoh seperti Joachim Wach, seorang ahli perbandingan agama kontemporer bahkan mendefinisikan bahwa pengalaman keagamaan sebagai agama itu sendiri. Lahirlah kesimpulan bahwa semua agama sama secara penuh tanpa ada yang lebih benar daripada yang lain. Sebuah kesimpulan yang menyulitkan mereka sendiri, ketika muncul pertanyaan : “ Apakah agama Kristen, dan Islam sama persis dengan agama-agama primitif dan paganis ( penyembah berhala ) yang kanibalistik ?”

Dalam wacana pemikiran Islam , Pluralisme Agama masih merupakan hal baru dan tidak memiliki akar idiologis dan teologis yang kuat. Pluralisme agama lebih merupakan perspektif baru yang ditimbulkan oleh penetrasi kultur Barat. Malah ada yang menyebut merupakan rekayasa Freemasonry Internasional, sebuah organisasi Yahudi yang sejak awal mengusung slogan :  “ Liberty, Egality dan Fraternity” (Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan ), dan mempropagandakan persaudaraan universal tanpa memandang etnis, bangsa, dan agama. Organisasi ini muncul sebagai ‘baju’ untuk menyerukan penyatuan tiga agama ( Yahudi, Nashrani dan Islam ) dengan agama universal dan mengikis belenggu fanatisme terhadap agamanya.  Dalam IslamWacana Pluralisme ini baru muncul pasca perang Dunia II, ketika terbuka kesempatan bagi generasi muda muslim untuk mengenyam pendidikan di universitas-universitas Barat, terutama mereka yang mengambil jurusan Studi Islam dengan dosen-dosen Yahudi dan Krsiten atau Para Orientalis. Dalam waktu yang bersamaan, gagasan Pluralisme agama ini menembus dan menyusup ke dalam wacana pemikiran Islam. Antara lain melalui karya-karya pemikir-pemikir mistik Barat Muslim seperti Rene Guenon ( Abdul Wahid Yahya ) dan Frithhjof Schon ( Isa Nuruddin Ahmad ). Buku-buku mereka seperti The Transcendent Unity of Religion, sangat sarat dengan tesis-tesis  atau gagasan-gagasan yang menjadi inspirasi dasar bagi tumbuh dan berkembanganya wacana pluralisme agama.  Sayyed Hossein Nasr, seorang tokoh  Syi’ah, termasuk yang ikut mempopulerkan teologi Pluralisme.  Nasr telah menuangkan tesisinya tentang Pluralisme agama dalam kemasan Sophia perennis atau perennial wisdom ( Al-Hikmat al-Khalidah atau kebenaran abadi ), yaitu sebuah gagasan menghidupkan kembali kesatuan metafisikal ( metaphysical unity ) yang tersembunyi di balik ajaran dan tradisi-tradisi keagamaan yang pernah dikenal sejak zaman Nabi Adam as. Menurut Nasr, memeluk atau meyakini satu agama dan melaksanakan ajarannya secara keseluruhan dan sungguh-sungguh, berarti juga telah memeluk seluruh agama, karena semuanya berporos kepada satu poros, yaitu kebenaran yang hakiki dan abadi. Perbedaan antar agama dan keyakinan, menurut Nasr, hanyalah pada simbol-simbol dan kulit luar. Inti dari agama tetap satu. 

Budhy Munawar Rahman , dosen filsafat di Universitas Paramadina Jakarta, dalam tulisannya di situs www.Islamlib.com, 13 Januari 2002 , Ia mencoba memaksakan teologi Pluralis dengan melihat agama-agama lain sebanding dengan agama Islam. Terhadap QS. Ali Imran : 19 dan 85 dia mengajak orang-orang untuk memahaminya dengan semangat inklusivisme, semangat  “Agama Universal “ dimana Islam diberi makna sebagai agama yang penuh kepasrahan kepada Allah swt. Sehingga semua agama bisa dimasukkan ke dalamnya, asalkan berpasrah diri kepada Allah. 
Muhammad Ali, Dosen UIN Jakarta dalam tulisannya di harian  Republika, tgl 14 Maret 2002  dalam judul Hermeneutika dan Pluralisme Agama, juga mengajak agar tidak memahami QS. Ali Imran : 19 dan 85 itu dalam bingkai teologi eksklusif yakni keyakinan bahwa jalan kebenaran dan keselamatan bagi manusia hanyalah dapat dilalui melalui Islam. Ayat-ayat itu harus dipahami dengan teologi pluralis dan teologi Inklusif.  Nurcholis Madjid yang merupakan salah seorang tokoh pengusung telogi Pluralisme dalam kata pengantar  buku Pluralitas Agama Kerukunan dalam Keragaman menyatakan : “ Kendatipun cara, metoda atau jalan keber-agamaan menuju Tuhan berbeda-beda, namun Tuhan yang hendak kita tuju adalah Tuhan yang sama, Allah yang Maha Esa. “ Kalimat ini jelas menunjukkan bahwa ia mengakui keberadaan dan kebenaran semua agama, dan menyejajarkan satu agama dengan agama lainnya, sehingga Islam sama dengan agama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Majusi, Shinto, Konghuchu, dsb ? Karena semua agama menuju tuhan yang sama dengan cara yang berbeda.  Quraisy Shihab dalam mengomentari QS. Al-Baqarah : 120 yang menyatakan : “ Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridla kepadamu sampai engkau  mengikuti agama mereka “ menyatakan bahwa ayat tersebut dikhususkan kepada orang Yahudi dan Kristen tertentu yang hidup pada zaman Nabi Muhammad saw, dan bukan kepada umat Kristen dan Yahudi secara keseluruhan. Demikian juga tetang izin Allah untuk memerangi orang kafir, itu bukan diperuntukkan terhadap Yahudi dan Kristen yang termasuk Ahlul Kitab. ( Pluralitas Agama, Kerukunan dan Keragaman : 26 ). 
Para Pengusung Liberalisme dan Pluralisme ini juga sangat menentang penerapan Syari’at Islam, karena akan mendeskriditkan penganut agama lain, akan menzalimi kaum wanita, banyak syari’at Islam yang dinilainya bertentangan dengan HAM, Demokrasi, Gender Equality  (Kesetaraan Gender) dan Pluralisme. . Ulil Absar Abdalla pengerek bendera JIL pernah mengatakan :  “ Setiap doktrin yang hendak membangun tembok antara “kami “ dan “ mereka “ , antara Hizbullah ( golongan Allah ) dan Hizbus Syaithan ( golongan syetan) adalah penyakit sosial yang akan menghancurkan nilai dasar Islam itu sendiri, nilai tentang kesederajatan umat manusia, nilai tentang manusia sebagai warga dunia.”  Dia juga mengatakan bahwa amat konyol umat manusia bertikai karena perbedaan ‘baju’ yang dipakai, sementara mereka lupa  inti ‘memakai baju’  adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Semua agama adalah baju, sarana, wasilah, alat untuk menuju tujuan pokok : penyerahan diri kepada Yanga Maha Benar. Dengan pemikiran ini berarti dia ingin menganulir firman Allah yang membagi manusia menjadi dua golongan, Hizbullah dan Hizbus syaithan seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an :

وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ – المائدة : 56

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.  QS. Al-Maidah : 56

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ – المجادلة : 19

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.  QS. Al-Mujadilah : 19

Dengan demikian bagi kaum pluralis  dan liberalis , semua manusia sama, tidak ada mukmin tidak ada kafir, tidak ada manusia tha’at dan tidak ada manusia bejat, mereka telah mengangkat kesesatan dan kekufuran  dan kemusyrikan sejajar dengan hidayah, tauhid dan ketakwaan. Dan pada akhirnya sikap antipati terhadap segala mecam kesesatan dan kemunkaran akan sirna. Menurut slogan kaum pluralis : “ Agama-agama seperti Yahudi, Nashrani dan Islam , ibaratnya seperti keberadaan empat madzhab fiqih di tengah-tengah kaum muslimin, semuanya pada hakikatnya menuju kepada Allah. Dampaknya lainnya dari pemahaman seperti ini, ketika semua agama dianggap sama, tidak ada beda selain tata cara dan bajunya, maka umat yang “ sendiko dawuh “ dengan paham pluralisme ini tidak akan memiliki ghirah atau kecemburuan dalam beragama. Baginya tidak ada keistimewaan pada Islam jika dibanding dengan Kristen misalnya. Karena semua agama sama, dengan tuhan yang sama hanya beda cara memanggil atau menyebut dengan baju dan cara yang beda. Pada saat yang bersamaan , secara finansial para missionaris Kristen yang banyak melakukan pendekatan dakwah dengan finansial, secara logika manusia normal, ketika seseorang harus memilih antara dua agama yang sama-sama dianggap benar, tentunya variable lain yang akan dijadikan alat timbang adalah keuntungan materi. Mereka akan dengan ringan melepas ‘baju ‘ Islam untuk mendapatkan duit atau materi dengan memakai ‘ baju ‘ Kristen. Dan ini akan merupakan kontribusi atau sumbangan sangat berharga kaum pluralis dan Liberalis bagi suksesnya missi kristenisasi.

Teologi Pluralisme yang diusung kaum Liberalis ini sebenarnya telah ketinggalan zaman, kalau kita memperhatikan pernyataan para pakar sejarah dan teolog Kristen, seperti : 1) Uskup John Shelby Spong dalam bukunya Why Cristianity Must Change or Die ( 1998 ) ( mengapa agama Kristen harus berubah atau akan Mati ) menyatakan: “ Kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya sebagai Juru Selamat…. Ajaran ini harus dicabut dan dibuang. “   2) Reverend DR Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Years of Yesus Revealed ( 1992 ) menyatakan : “ Para pemuka agama Kristen tidak dapat dimaafkan untuk ( memepertuhankan Yesus ) dengan memanfaatkan keterbatasan … berfikir orang-orang palestina 2000 tahun yang lalu. “  3) John Davidson dalam bukunya The Gospel of Yesus ( 1995 ) menyatakan : “Barangkali kita ( umat Kristen ) telah tersesat selama 2000 tahun.”   Ketiga contoh di atas memperlihatkan ketiga pakar dan teolog tersebut bukannya mengatakan bahwa agama mereka, Krsiten, adalah agama yang benar, mereka malah mengakui sebaliknya, agama mereka ternyata agama yang salah dan menyesatkan.   John Shelby Spong dalam bukunya Rescuing the Bible From Fundamentalism ( 1991 ) malah menyatakan : “ Dia ( Paus Paulus ) tidak menulis firman Allah, yang dia tulis adalah kata-katanya sendiri yang khusus, penuh keterbatasan serta memiliki kelemahan sebagai ciri seorang manusia. “. Aneh bin ajaibnya  kaum Pluralis liberalis di Indonesia malah ngotot menyatakan bahwa Kristen sama dengan Islam ?

Seorang tokoh JIL dalam Jawa Pos ( 11/1-2003 ) menyatakan : “ Bagi saya All Scriptures are Miraccles “  ( Semua kitab suci adalah mukjizat ), Subhanallah ! Berarti Al-Qur’an bagi dia sejajar dengan kitab Weda dan Bagawad Gita-nya Hindu, Tripitaka-nya Budha, Su Si-nya Konghuchu, Tao The Ching-nya  Taoisme, Darmo Gandul dan Gatholoco-nya Aliran Kebatinan.  Padahal tentang Taurat  saja Allah telah berfirman : 

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ – النساء : 45

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan ( dalam Taurat ) dari tempat-tempatnya”.  QS. An-Nisa : 45

Tentang Injil yang dikarang oleh para penulisnya , Allah telah menegaskan :

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُون – البقرة : 79

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. QS. Al-Baqarah : 79

Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no 153 yang diberi judul bab oleh Imam An-Nawawi  “ Wujubul Iman bi Risalatin Nabi saw Ila Jami’in Nasi Wa Naskhul Milali bi Millatihi “  menegaskan : “ Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini, baik orang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa,  pasti ia kan masuk neraka. “

Allah swt dalam banyak ayat juga telah dengan tegas menyatakan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir: 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّة  (6)إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ(7) – البينة 

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. QS. Al-Bayyinah : 6-7

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
ٍلَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ – المائدة : 72-73

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. QS. Al-Maidah 72-73

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ(88)وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ  عَلَى الْكَافِرِينَ(89)بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِين   ٌ(90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(91) – البقرة

Dan mereka ( Yahudi ) berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" QS Al-Baqarah : 88-91

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(51)فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ(52) – المائدة 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.  QS Al-Maidah : 51-52

Jika Allah swt dan Rasul-Nya telah menegaskan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir, beberapa teolog dan pakar sejarah Kristenpun telah menyatakan bahwa agama mereka salah dan menyesatkan, sementara para pengusung dan pejuang Pluralisme agama dengan mendasarkan ajarannya kepada : demokrasi, HAM, gender equality dan Pluralisme masih menganggap dan meyakini  serta mengkampanyekan bahwa semua agama sama, semua kitab suci sama sebagai mukjizat, tuhan yang disembah sama,  sehingga praktis mensejajarkan Allah dengan Yesus, Uzeir, Roh Kudus, Sang Hyang, Sang Budha dan Dewa, agama hanya dianggap baju . Pertanyaannya : “ Masih beragamakah Orang yang seperti ini? Kalau masih, agama apakah itu ?  Fa Aina Tadzhabuun ? Wallahu’alam,  Wal-‘Iyadu billahi


Oleh: Shiddiq Amien

Sabtu, 16 Juli 2011

Malam Nisfu Sya’ban, Bid’ah-kah?

Aku yakin artikel ini akan mengundang pro kontra, karena semua pihak akan merasa dirinya yg paling benar. Namun walau sudah tahu akibatnya, aku tetap akan turunkan artikel ini, karena ini merupakan ilmu pengetahuan yg berguna bila disebarkan.
Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban adalah bulan kedelapan dari tahun Hijriyah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Jika aku merujuk ke kalender Hijriyah, insya ALLOH besok kita akan tiba di malam ke-15 (pertengahan) dari bulan Sya’ban.
Sudah sejak lama aku mendengar keutamaan bulana Sya’ban ini. Diriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Ia adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Rabb. Aku menginginkan saat diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa’I dari Usamah)

Riwayat lain yg serupa menuliskan: Dari Usamah bin Zaid berkata: Saya bertanya: “Wahai Rasululloh SAW, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda:”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa?i dan Ibnu Huzaimah).

Dari Aisyah ra. berkata,” Saya tidak melihat Rasululloh SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR Muslim)
Dari hadits2 di atas, TIDAK DISEBUTKAN/TIDAK DICONTOHKAN Rasululloh SAW ‘memperingati’ malam nifsu sya’ban secara khusus.
Sedangkan hadits2 berikut:
“Wahai Ali, barang siapa yang melakukan sholat pada malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, ia membaca setiap rakaat Al fatihah dan Qul huwallah ahad sebanyak sepuluh kali, pasti Allah memenuhi segala kebutuhannya … dan seterusnya.
Dari Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu : jika datang malam Nisfu Sya’ban bersholat malamlah dan berpuasalah pada siang harinya **lengkapnya adalah sebagai berikut: Hadis yang diriwayatkan daripada Ali ra: ((Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah kamu (menghidupkannya dengan ibadah) pada waktu malam dan berpuasalah kamu pada siangnya, karena sesungguhnya ALLOH SWT akan turun ke langit dunia pada hari ini bermula dari terbenamnya matahari dan berfirman: “Adakah sesiapa yang memohon ampun daripada-Ku akan Ku ampunkannya. Adakah sesiapa yang memohon rezeki daripada-Ku, akan Ku kurniakan rezeki kepadanya. Adakah sesiapa yang sakit yang meminta penyembuhan, akan Ku sembuhkannya. Adakah sesiapa yang yang meminta daripada-Ku akan Ku berikan kepadanya, dan adakah begini, adakah begitu dan berlakulah hal ini sehingga terbitnya fajar))..**
update: sumber hadits ini lemah:Hadis ini adalah maudhu’, diriwayatkan oleh Ibn Majah dan al-Baihaqi di dalam Syu’ab al-Iman. Rujuk Dhaifah al-Jami’ dan Silsilah al-Dhaifah oleh al-Albani, Dhaif Ibn Majah.
“Seratus rakaat pada malam Nisfi sya’ban (dengan membaca surah) Al ikhlas sepuluh kali (pada setiap rakaat) bersama keutamaan keutamaan yang lain”, diriwayatkan oleh Ad Dailami dan lainya.
Diriwayatkan daripada Ibn Umar ra bahwa Rasululloh SAW bersabda: ((Barang siapa membaca seribu kali surah al-Ikhlas dalam seratus rakaat solat pada malam Nisfu Sya’ban ia tidak keluar dari dunia (mati) sehinggalah ALLOH SWT mengutuskan dalam tidurnya seratus malaikat; tiga puluh daripada mereka mengkhabarkan syurga baginya, tiga puluh lagi menyelamatkannya dari neraka, tiga puluh yang lain mengawalnya daripada melakukan kesalahan dan sepuluh lagi akan mencegah orang yang memusuhinya)).
update: sumber hadits ini lemah:Hadis ini menurut Ibn al-Jauzi adalah Maudhu’. (Rujuk Ibn al-Jauzi, al-Maudhu’at, Dar al-Fikr, cet. 1983, 2/128). Imam al-Daruqutni pula meriwayatkan hadis ini daripada Muhamad bin Abdun bin Amir al-Samarqandi dan dia mengatakan bahwa Muhamad adalah seorang pendusta dan pembuat hadis. Pendapat ini juga sama seperti yang disebut oleh Imam al-Zahabi bahawa Muhamad bin Abdun terkenal sebagai pembuat hadis.
Diriwayatkan daripada Ja’far bin Muhammad daripada ayahnya berkata: ((Sesiapa yang membaca pada malam Nisfu Sya’ban seribu kali surah al-ikhlas dalam sepuluh rakaat, maka ia tidak akan mati sehingga ALLOH SWT mengutuskan kepadanya seratus malaikat, tiga puluh menyampaikan khabar gembira syurga kepadanya, tiga puluh menyelamatkannya dari neraka, tiga puluh akan mengawalnya dari berbuat salah dan sepuluh akan menulis mengenai musuh-musuhnya)).
update: sumber hadits ini lemah:Ibn al-Jauzi turut menghukum hadis ini dengan maudhu’
Semua hadits itu adalah PALSU/LEMAH, dengan kata lain TIDAK SHAHIH. Dari beberapa literatur, aku dapatkan bahwa Al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan bahwa tidak ada satu hadits shahih pun mengenai keutamaan malam nisfu Sya’ban. Begitu juga Ibnu Katsir telah mendha’ifkan hadits yang menerangkan tentang bahwa pada malam nisfu Sya’ban itu, ajal manusia ditentukan dari bulan pada tahun itu hingga bulan Sya’ban tahun depan. **penulis: siapa yg bisa menjamin ajal manusia ditentukan dari bulan itu hingga bulan Sya’ban tahun depan? benar2 suatu kebohongan besar…!!**

Sayangnya, banyak kaum muslim yg mengerjakan hal2 yg TIDAK DICONTOHKAN RASULULLOH SAW, diantaranya:
- membaca surat Yasin,
- shalat sunnah dua raka’at dengan niat minta dipanjangkan umur, shalat dua raka’at dengan niat agar dimurahkan rezeki dan seterusnya.
- membaca lafaz do’a-do’a khusus yang -entah bagaimana- telah tersebar di banyak negeri meski sama sekali bukan berasal dari hadits/contoh Rasululloh SAW
(ketiga contoh di atas dirangkum dari Dr. Yusuf al-Qaradawi, jilid 1, m.s. 382-383, cetakan: Dar Uli al-Nuha, Beirut).

Kesimpulan:
- Rasululloh SAW hanya mencontohkan untuk MEMPERBANYAK PUASA/SHAUM di bulan Sya’ban (dg catatan, di bulan2 lain kita juga menyempatkan diri puasa. Jadi, BERPUASA TIDAK HANYA DI BULAN SYA’BAN)
- Rasululloh SAW TIDAK MEMBERIKAN CONTOH IBADAH LAIN di bulan Sya’ban, terutama MALAM NIFSU SYA’BAN
Intinya, jika TIDAK SESUAI DENGAN CONTOH RASULULLOH SAW, maka ibadah tersebut digolongkan bid’ah. Tanggapan pro dan kontra, aku tunggu di sini.



(diambil dari http://tausyiah275.blogsome.com/2007/08/27/malam-nisfu-syaban-bidah-kah/)

Senin, 11 Juli 2011

menghormat?

"Alkisah pada hari Paskah itu, imam2 orang Aseni pun memimpin upacara. mereka berdiri menghadap ke arah Negri Mesir mengenang arwah Bani Israil yang mati dalam penyiksaan Fir'aun" (Asar-Asar Yahudi:251)
Sabda Rasulullah SAW: "Janganlah kamu berdiri menghormatiku sebagaimana orang-orang 'Ajam. Sebagian dari mereka mneghormati sebagian mereka yang lain." (H.R Abu Daud)
apa hal tersebut ada dalam keseharian kita?

Kamis, 16 Juni 2011

Agama-Agama di Muka Bumi

Agama-agama di muka bumi ini sebenarnya menurut asal muasal perkembangannya itu terbagi kedalam dua rumpu, yaitu:


1. Agama Wahyu (Samawi)
ialah agama yang turun dari Allah SWT, disampaikan dengan wahyu kepada Rasul-Rasul_Nya melalui malaikat Jibril, untuk mensejahterakan umat manusia di bumi ini.
Agama ini ada yang berlaku hingga saat ini dan ada yang sudah tidak laku lagi untuk akhirat. seperti agama yang diturunkan pada Bani Israil. karna pada pada umumnya agama-agama ini telah dirusak oleh kaumnya sendiri.
contoh: Agama yang dibawa oleh Nabi Musa dengan Taurat-nya, dan agama yang dibawa Nabi Isa dengan Injilnya.
adapun Nabi Muhammad membawa agamanya (Islam), adalah agama sepanjang Zaman.
firman Allah SWT:
"Sesungguhnya agama yang diakui Allah untuk kamu peluk hanyalah Islam." (QS. Ali Imran: 19)
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam dengan menyeluruh dan janganlah engkau menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah: 208)
Sabda Nabi SAW:
"Setiap nabi dikirimkan khusus untuk bangsanya, tetapi aku dikirimkan baik kepada bangsa kulit merah ataupun hitam." (fiqhussunnah)
Firman Allah SWT:
"Tiada Aku utus engkau wahai Muhammad, melainkan untuk rahmat sekalian alam." (QS. Al Anbiya: 107)
Dari Abu Hurairah r.a., bersabda Nabi SAW: "Tiap-tiap orang yang telah mendengar kenabianku, baik Nasrani atau Yahudi, kemudian ia mati tidak masuk Islam, niscaya ahli neraka." (H.R. Muslim)
2. Agama Thabi'i (kultur, budaya)
Agama ini merupakan hasil budaya manusia. Sesungguhnya manusia itu dilahirkan dengan fitrah beragama. Ia ingin beribadah,tetapi karna dengan berbagai penyimpangan tumbuhlah suatu kepercayaan yang melahirkan suatu peribadatan tersendiri.
kitab itu ditulis setelah sang Guru meninggal dan si penulis tidak mencantumkan namanya. sebagian kitab-kitab thabi'i itu ditulis sendiri oleh sang guru. contoh kitab-kitab thabi'i ialah: weda, tripitaka, zenda-awesta, dsb.
ahli sejarah perkembangan membagi agama kultur menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Agama Primitif
Manusia Neanderthal yang diperkirakan hidup sekitar 50-30 ribu tahun sebelum masehi telah mengenal upacara penguburan dan ritus-ritus lainnya yang menunjukkan adanya kepercayaan akhirat. dan mereka ini telah mengenal cara menaburkan bunga dikuburan dan mengenal sihir untuk berburu.
Agama primitif lahir karena dorongan fitrah manusia sendiri. akan tetapi karena otaknya belum mampu untuk memecahkan persoalan aneh yang merangsang alam fikirannya timbullah perwujudan angan-angan, berupa mitos-mitos yang melahirkan ritus-ritus tertentu.
b. Animisme
Mereka percaya bahwa roh itu bukan hanya menempati makhluk-makhluk hidup saja, akan tetapi jugabenda-benda nati. sehingga ruh terdapat dalam batu-batuan, pohon-pohon besar, tombak, bukit-bukit, jiat, dll. sungguh itu adalah perbuatan Khurafat.
Hingga kini pun sisa-sisa dari bangsa animisme masih kental, diantaranya; bendera kerajaan, tembok, keris,, gamelan, dll. dianggap memiliki kekuatan mistis dan bersemayamlah roh di dalamnya. Sehingga dipujalah semua itu dengan menamakan benda-benda tersebut seperti; datuk, kiai, tuan, mbah, dsb. dan disiapkanlah berbagai macam sesajian di sekitarnya untuk menghormati benda-benda tersebut.
c. Dinamisme
pada dasarnya ajaran Dinamisme hampir miri dengan ajaran Animisme. Menurut Dinamisme, seiap benda itu mempunyai kekuatan gaib. Karena sifatnya yang luarbiasa, ada kekuatan besar, ada kekuatan istimewa, dsb. ada pula:
orang cebol karena kecebolannya
kerbau bule karna bebuleannya
pohon besar karna kebesarannya
dsb.
gigi, rambut, kuku musuh, tatu, dan cecah dianggap sebagai penangkal.
sisa-sisa agama Dinamisme yang masih eksis di zamna sekarang, diantaranya:
azimat berkekuatan gaib sebagai penangkal dari marabahaya yang kemudian dikalungkan pada lehernya, digantungkan pada kendaraan, ditempelka pada dinding rumah, dsb.

Sesungguhnya kita sebagai umat Islam selalu bertindak hati-hati dalam mengerjakan sesuatu yang kita tidak tau ilmunya hingga kita mengetahui ilmu tersebut agar kita tak terjerumus dalam Takhayul, Bid'ah, dan Khurafat.
Allahu a'lam bishshawab..

Selasa, 14 Juni 2011

Nekat!!

nekat dihasilkan dalam bagian otak kita yang bernama Limdic Brain, atau dikenal jugga dengan otak mamalia tua. bekerja pada kisaran frekuensi 14-100 Hz (sering diistilahkan dengan gelombang beta).
disinilah diprosesnya fikiran fligh or fligh, daya tempur manusia.
apabila anda sepenuh hati mengerahkan kekuatan untuk meraih keberhasilan, anda aakan tetap lebih unggul daripada orang yang upayanya setengah-setengah (walaupun bekalnya ijadi, sudahlahtu lebih dari cukup).
ingatlah, sukses bukanlah ditentukan waktu anda, melainkan nekat anda. seperti perkataan seorang purnawirawan "Lebih baik 1hari menjadi macan, daripada 100hari menjadi kelinci.
jadi, sudahlah tak usah memusingkan taraf kesiapan atau kecukupan anda. pokonya kerahkan upaya! kerahkan dengan semaksimal mungkin! singkirkan segala yang menghalangi anda, lompati, hajar, dobrak jika enggan berbuat begitu, jangan mengharapkan sukses!
selamat mencoba dan selamat berjumpa dalam gerbang kesuksesan bersama saya..!!
"loncatlah dari lembah jurang kegagalan Anda sekarang!"

pendahuluan motivasi

apa itu motivasi?
pertanyaan itu pasti pernah terlontar dari benak kita. motivasi ini sangat sering kita dengar dalam keseharian kita tapi kita tidak tahu apa itu motivasi? tapi tahukah anda apa itu motivasi? motivasi berasal dari kata latin Marve yang artinya dorongan atau daya penggerak. motivasi ini akan timbul atau akan hadir di kehidupan dan keseharian kita, biasanya disaat kita psimis, tak bergairah, dan sebagainya.

"motivasi adalah gagasan, dibutuhkan langkah nyata untuk mewujudkannya. motivasi adalah tunas harapan, dibutuhkan optimisme untuk menumbuhkannya. motivasi adalah usaha, diperlukan keteguhan hati untuk mencapainya".

pada siapa biasanya motivasi ini diberikan?
1. motivasi diberikan pada manusia sekitar kita, khususnya kepada para anggota, bawahan, dsb. bawahan atau anggota sangat membutuhkan motivasi dari atasan mereka, agar pekerjaan mereka dapat mengerjakannya dengan semangat, dan dapat selesai dengan baik.
2. motivasi mempersoalkan bagaimana memberi gairah kerja bawahan-bawahan kita.
3. motivasi sangat penting karna dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan atau anggota mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai productifitas kerja yang tinggi.

semua anggota akan lebih giat bekerja jika ada perhatian dan motivasi dari pimpinannya. banyak sekali anggota kita yang malas bekerja karna tidak adanya perhatian dari pimpinannya, itu yng menyebabkan mereka malas untuk melakukan pekerjaan tersebut. banyak sekali pimpinan-pimpinan yang hanya memberikan pekerjaan saja, tanpa basa-basi atau motivasi untuk melakukannya. coba jika pemimpin memperlakukan anggotanya seperti sahabatnya sndiri, hilangkanlah perasaan exclusive di hadapan mereka. tapi tanpa menghilangka rasa wibawa anda dihadapan mereka.

kenapa motivasi seorang pimpinan sangat dibutuhkan bawahannya?
1. karna pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para karyawan / anggota / bawahannya untuk dikerjakan dengan baik.
2. karna ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia malas untuk melakukannya.
3. untuk memelihara dan meningkatkan gairah kerja.
4. untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahan.

"motivasi timbul karena kita tau akan tujuan dan kita berusaha memperoleh yang terbaik dari tujuan kita itu. jadi jangan tunggu termotivasi baru bertindak, tapi bertindaklah klamu pun akan termotivasi".

pimpinan dalam memotivasi ini harus menyadari bahwa orang akan mau bekerja dan harapannya akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya. maka oleh karena itu kita mesti tahu apa saja biasanya kebutuhan / keinginan manusia itu :
1. the desire to life (keinginan untuk hidup). seseorang bekerja tak lain untuk makan agar ia dapat tetap hidup dan memenuhi kebutuhan lainnya.
2. untuk memiliki sesuatu. seseorang jika mempunyai keinginan, ia akan berusaha untuk memilikinya.
3. untuk memiliki kekuasaan. semua orang bila bekerja pasti ingin memiliki nilai lebih, agar bisa naik jabatan.
4. untuk mendapatkan pengakuan. semua orang bekerja dengan giat pasti meninginkan pengakuan bahwa dia itu ada lhoo..

"beranilah bangkit ketika terjatuh". itulah kalimat yang selalu ku ingat ketika ku gagal dalam sesuatu, karna saya percaya bahwa kegagalan itu tidak Allah ciptakan, melainkan beberhasilan yang tertunda. jadi yakinkanlah pada iri kita bahwa kita akan berhasil dalam segala urusan yang kita hadapi. ingatlah kalimat "Innallaha ma'anaa (sesungguhnya Allah bersama kami)" Allah ada di samping kita, menemani kita, disaat kita terjatuh ingatlah Allah, karna Allah kan senantiasa membangkitkan kita lagi, karana Allah ada di samping kita dan Ia sedang merangkul kita dari samping. Allah MAha Dekat, Allah Meha Mengetahui atas apa yang diperbuat umat-Nya.