Jumat, 06 Januari 2012

SYIAH



                Syiah adalah aliran sempalan dari Islam dan Syiah merupakan satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam. Sedangkan yang dimaksud aliran sempalan adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya adalah ajaran yang datang dari Rasulullah SAW, atau dalam bahasa agama disebut Ahli Bid’ah. Salah satu tokoh Syiah yang terkenal adalah Abdullah Ibnu Syaba’ yang memproklamirkan untuk men-Tuhan-kan Ali ibn Khatab.
                Selanjutnya oleh karena aliran-aliran Syiah itu bermacam-macam, ada aliran Syiah Zaidiyah, Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, Syiah Islamiyah, dll. Maka saat ini bila kita menyebut kata syiah, maka Syiah yang kita maksud adalah Syiah Imamiyah Itsna Ashariyah, karna Syiah aliran ini yang sedang berkembang dinegara kita ini yang berpusat di Iran atau yang sering mereka sebut dengan Syiah Khumainiyah. Karena Syiah inilah yang sekarang menjadi penyebab adanya keresahan dan permusuhan serta perpecahan dikalangan masyarakat, sehingga mengganggu dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita.
                Tokoh-tokoh Syiah inilah yang sekarang sedang giat-giatnya menyesatkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
                Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah salah satu aliran dari sekian banyak aliran Syiah yang lain yang berebut menamakan aliran Syiah nya dengan sebutan “Madzhab Ahlul Bait. Dan pengikutnya mengakui hanya alirannyalah yang menganut faham Madzhab Ahlul Bait. Aliran Syiah inilah yang dianut oleh mayoritas (69%) rakyat Iran. Begitu pula sebagai aliran Syiah yang dianut atau diakui oleh masyarakan yang gandrung kepada Khumaini dan Syiahnya.
                Jika dibandingkan dengan aliran-aliran Syiah yang lain, maka aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah inilah yang merupakan aliran Syiah yang paling sesat (ghullah) dan paling berbahaya bagi agama, bangsa dan Negara pada saat ini.
                Dengan menggunakan strategi yang licik yang mereka namakan Thagiyah (berdusta) yang berakibat dapat menghalalkan segala cara, aliran ini akhirnya terus dikembangkan dengan sedemikian rupa.
                Akibatnya banyak orang-orang yang berkeyakinan atau beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tertipu dan termakan propaganda mereka, sehingga mereka keluar dari agama Islam, dan masuk agama Syiah. Karena didasari oleh Ashobiyah atau kefanatikan yang mendalam, maka aliran ini cepat menjalar dan berkembang, terutama dikalangan awam awaliyin (keturunan Nabi Muhammad) dan muhibbin (pecinta mereka). Sehingga bagaikan penyakit kanker ganas yangterus menjalar dan berkembang keseluruh tubuh yang sehat, yang sudah ratusan tahun beraqidah ahlu sunnah wal jama’ah.
Sebenarnya bagi orang-orang yang berkependidikan agama, wabah ini tidak sampai menggoyahkan iman mereka, tetapi bagi orang-orang yang awam akan pendidikan agama, akalnya sangat rentan untuk terjangkiti wabah Syiah ini.
Dalam situasi yang sangat rentan dan memprihatikan saat ini, bangkitlah orang-orangyang merasa dirinya terpanggil untuk melawan dan memerangi aliran ini. Berbagai cara telah mereka tempuh ada yang dengan cara menulis, berceramah, bahkan ada yang dengan jalan berdiskusi dan Alhamdulillah mendapatkan sambutan positif dari masyarakat dan pemerintah.
Berbeda dengan cara ahlus sunnah waljama’ah yang penuh dengan cinta dan kasih juga hormat menghormati  serta penuh rasa memaafkan karna berdasarkan Al-Ahkaqul Karimah dan Afwa Indah Maghdirah (pemberian maaf disaat ia dapat membalas) serta Hushnudhdhan (baik sangka), maka ajaran Syiah ini penuh dengan caci maki dan penuh dengan fitnahan-fitnahan serta penuh dengan laknat-melanat,  karena dilandasi dengan su’udhdhan (buruk sangka) dan dendam kesumat.
Dapat kita saksikan dimana mereka begitu lantang dan berani tanpa ada rasa sopan mencaci dan memaki para sahabat dan memfitnah istri-istri Nabi SAW, khususnya Aisyah, bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak luput dari tuduhan mereka.
Aliran-aliran Syiah yang membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama diseluruh duniaAliran-aliran Syiah yang membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama diseluruh dunia sepakat memberikan penerangan kepada masyarakat. Ratusan judul kitab diterbitkan, berjuta kitab decetak bermaksud agar masyarakat mengetahui kesesatan Syiah dan waspada kepada gerakan Syiah. Dalam menulis kitab-kitab Syiah (kitab-kitab rujukan Syiah), sehingga sulit sekali bagi orang-orang Syiah untuk menyanggahnya.
Selanjutnya dengan beredarnya buku-buku yang menguak dan menjelaskan ksesatan Syiah, akhirnya mereka yang dulu terpengaruh oleh ajaran Syiah mereka keluar dan kembali kepada ajaran Islam yang benar. Hal ini tentu saja tidak lepas dari hidayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka. Kecuali mereka yang bernasib buruk, yaitu orang-orang yang sudah ditakdirkan menjadi orang Syaghi (celaka dan sengsara).
Perbedaan antara Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan Syiah
                Melihat pentingnya masalah ini, maka dibawah ini penulis nukilkan beberapa perbedaan antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan Syiah yang sangat mencolok:
1.       Rukun Iman;
a.       Ahlus Sunnah memiliki 5 rukun Islam, yaitu; Syahadatain, Sholat, Zakat, Shaum, dan Haji.
b.      Syiah memiliki 5 rukun Islam juga, yaitu; Sholat, Shaum, Zakat, Haji, dan Al-Wilayah.
2.       Rukun Iman;
a.       Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki 6 Rukun Iman, yaitu: Iman Kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikatNya, Iman kepada Kitab-Kitab, Iman kepada Rasul Nya, Iman kepada Yaumil Akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadar.
b.      Syiah hanya memilii 5 rukun Iman, yaitu: at-Tauhid, An-Nubuwah, Al-Imamah, Al-Adlu, dan Al- Ma’ad.
3.       Syahadat;
a.       Ahlus Sunnah wal Jama’ah memeliki 2 kalumat syahadat.
b.      Syiah memiliki 3 kalimat Syahada, dimana bunyi syahadat yang ketiga adalah menyebutkan 12 Imam Syiah.
4.       a. Ahlus sunnah percaya kepada Imam-Imam tidak termasuk rukun iman. Imam-Imam ahlussunnah tidak terbatas. Karena akan selalu timbul imam-imam hingga hari kiamat.
c.       Syiah mereka mengakui hanya 12 Imam termasuk rukun iman. Makanya orang yang tidak berimam kepada 12 Imam, maka dianggap Kafir.
5.       Khulafaur Rasyidin;
a.       Ahlussunnah memiliki 4 Khulafaur Rasyidin, yaitu: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
b.      Syiah hanya memiliki 1 saja yaitu Ali, dan 3 yang lainnya tidak mereka akui.
Semoga kita dan keluarga kita selalu digolongkan sebagai orang-orang yang Suada’ atau orang-orang hyang beruntung yang diselamatkan dan dilindungi dari kesesatan orang-orang yang telah sesat dari ajaran Islam.

Kamis, 05 Januari 2012

NATAL DAN PROBLEMNYA: KONTRADIKSI DI DALAM BIBEL

  Harian Republika (6/12/1993) pernah memuat fatwa DR. Quraish Shihab: "tidak ada halangan bagi seorang muslim untuk mengucapkan natal." Di bulan Desember 1993 DR. Quraish Shihab juga berpendapat senada di harian republika, ketika itu ia katakan, bagi umat Islam tidak ada masalah mengucapkan selamat natal bagi orang Kristen, dalam konteks risalahnya, dan tidak menganggap Yesus sebagai tuhan.
Pendapat DR. Quraish Shihab ini langsung mendapat tanggapan (bantahan) keras dari seorang pakar Kristologi, yaitu KH. Abdullah Wasia, dalam sebuah tulisan berjudul "Sekitar Natal", ditahun 1994.
Untuk mengantisipasi hal ini agar umat muslim tidak terjerumus dan lebih berhati-hati, kita perlu mengetahui asal mula natal serta berbagai problemnya.


Asal mula natal
     “Natal” dalam arti khusus adalah peringatan kelahiran Yesus Kristus yang dianggap sebagai anak Tuhan. Di saat itu orang-orang Nashrani mengadakan kebaktian dengan menguji Yesus sebagai Tuhan pembawa terang dunia. Mereka mengagungkan pribadi Yesus yang telah dikorbankan menebus dosa, demi keselamatan dan kebahagiaan umat manusia sedunia.
     Mulanya tanggal 25 Desember adalah salah satu hari raya besar bangsa Romawi yang menyembah banyak Dewa-Dewi. Dimana orang Romawi dari abad ke X hingga abad ke VII SM sudah mengenal hari lahirnya Dewa Matahari yang diperingati setiap tanggal 25 Desember dengan sebutan Saturnalia, hari itu dianggap sebagai The Winter Salitice saat dimana matahari berada dititik yang paling jauh dari khatulistiwa.
     Orang-orang Romawi sudah lama berdo'a untuk kaisarnya agar menjadi seorang Kristen dan do'a mereka terkabul. Pada abad ke 3 m, Kaisar Romawi konstantin menjadi seorang Kristen. Kisar yang radikal itu menjadikan agama Kristen sebagai agama negara. Maka terjadilah pengkristenisasian besar-besaran, rakyat dipaksa menjadi Kristen, setiap orang harus mengikuti acara-acara ritual yang dilakukan dalam peribadatan yang dilaksanakan di Gereja-Gereja. Akibatnya mereka secara rutin mengikuti kebaktian-kebaktian ritual di Gereja, tetapi hati dan Fikiran mereka tetap jauh dari pertobatan dan menganggap Kristen sebagai agama dan Yesus sebagai tuhan dan juru selamatnya. Pada satu waktu mereka mengikuti kebaktian di Gereja, tapi pada waktu yang lain mereka tetap merayakan tanggal 25 desember sebagai Hari Raya Saturnalia (hari lahirnya Dewa Matahari).
     Penyembahan ini terus berlangsung, meskipun Kristen sudah menjadi agama negara dan kaisar sudah mengkristenkan rakyatnya. Kaisar hanya mampu mengkristenkan jasmani rakyatnya tapi tidak mampu mengkristenkan rohaninya.
Kaisar Konstantin merasa tidak damai, sebab rakyat-rakyatnya tetap merayakan saturnalia, satu kebiasaan yang jelas bertentangan dengan ajaran ke-Kristenan. Akhirnya kaisar mengumumkan bahwa tanggal 25 Desember sebagai hari raya saurnalia dan juga sebagai hari Natal atau kelahiran Kristus.
     Menurut versi lain Natal baru tercetus pada abad ke IV, tepatnya tahun 353-354 M. Pencetusnya Paus Liberius yang yang tadinya diperingati sebagai lahirnya Dewa Matahari, diubah menjadi hari lahirnya Yesus karena dia yajin Yesus adalah sang Dewa Matahari, karena dalam injil tertulis , “Aku adalah terang dunia.” (Yohanes 8:12).
Kejadian ini menimbulkan perselisihan dari banyak Gereja, diantaranya Gereja Gereja, Gereja Ortodox Timur, dll. Dimana Paus dianggap telah menyalahi aturan, sebab mereka sudah memperingati Natal pada tanggal 6-7 jnuari, 18 Maret, 18 Mei, dan 25 April.
     Untuk menetralisir perpecahan ini gereja Katolik Roma mengadakan pertemuan yang terkenal dengan Sinode Vatikan (Sidang Gereja). Sidang dipimpin oleh Rahib Dyonisius Exigiuus, ketua biara yang merangkap sabagai ahli nuju, dan menghasilkan deklarasi kompromi tanggal 25 Desember berpijak atas pertimbangan agar agama Kristen tidak mengalami distorsi keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat yang berlatar belakang kehidupan masyarakat yang berlatar belakangberbeda serta sebagai provokasi dan propaganda agar agama Kristen laku pada masyarakat penyembah Dewa Matahari yang diperingati pada 25 Desember, yang dihayati sebagai hari Beal Samus, atau kelahiran Dewa Surya.
Menurut Chatolik Enchiclopedia 1991, Natal bukan upacara gereja, upacara ini berasal dari Mesir yang dilakukan para penyembah berhala pada bulan Januari. Kemungkinan besar bangsa Roma sejak 350 M telah mengganti hari lahir ini yang bermula Januari menjadi 25 Desember yang merupakan pesta mitra (Hari Lahir Dewa Surya). (lihat : risalah No. 9/Desember 2004).


Problema Natal dalam Al-Kitab
     Sebenarnya, para pemeluk Kristen pada abad pertama sampai kelima tidak pernah menyelenggarakan perayaan Natal tersebut. Baru pada abad kelima itulah hari kelahiran Yesus dirayakan. Disamping itu mereka masih bersepekulasi tentang tanggal perayaan Natal. Ada yang mengadakan pada tanggal 6 Januari, 25 Maret, 25 Desember, bahkan kabar terakhir mengatakan ada salah satu sekte dari umat Kristiani yang mengadakannya pada tanggal 11 Desember lalu. Tetapi sampai sekarang penganut abama Kristen sendiri masih belum mengetahui tanggal dan tahun kelahiran Yesus. Al-Kitab sendiri kehilangan jejak, bahkan seling berselisih pandangan, sebagaimana yang disebut dalam injil matius:
sesudah Yesus dilahirkan di Balehem di tanah Yudea pada zaman Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerussalem.” (Matius 2:1).
     Sedangkan menurut Injil lukas 2:1-20 diceritakan bahwa Yesus lahir ketika Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk di tanah Yode. Menurut perhitungan sejarah, sensus tersebut dilakukan pada tahun 7 M. Berarti Yesus lahir pada tahun itu juga. Tetapi menurut ayat Matius 2:1, Yesus lahir pada zaman Kaisar Herodes berkuasa, yang mati pada 4 SM. (Republika 14/12/2000).
     Uraian tadi sesungguhnya menggambarkan dengan jelas bahwa terjadi kontradiksi sangat fatal pada Al-kitab sendiri, yang semestinya -sebagai suatu kitab suci- terhindar dari problema demikian. Inipun semakin membuktikan bahwa keontetikan al-Kitab (injil) yang ada pada saat ini adalah samgat diragukan. Semua ini karena wahyu-wahyu yang terdapat di dalamnya telah mengalami perubahan teks, yang dilakukan oleh para penulis injil itu sendiri. Atau dalam istilah ilmu Kristologi dikenal dengan “The text curruption and scrieble error.”

Pemujaan Dewa Tahun

Semula setahun dibagi dalam sepuluh bulan. Sebulan adalah 35 hari dan setiap bulan memiliki dewa masing-masing. penamaan bulan-bulan bukanlah karena keinginan, namun ada sebab mengapa nama-nama bulan seperti ini.
1. Maret, bulan Mars, Dewa Mars melambangkan Dewa Perang. Pemujaan Dewa Mars biasanya dilakukan para bangsawan pada bulan tersebut, maka bulan tersebut diabadaikan Dewa Mars menjadi nama bulan tersebut.
2. April, Aprilia berarti berkembang atau terbuka. Pada bulan ini terdapat pesta muda-mudi. Amor Dewi Pales, Dewi Penggembala dan pertanian. makanya pada setiap bulan April, banyak petani-petani dan pelaut-pelaut yg emberikan sesajian kepada laut dan alam.
3. Mai, bulan dari Dewi Maia anak Dewa Atlas. Maia adalah dewi musim bunga, kekasih Dewa Jupiter. Untuk Maia dikurbankanlah seekor babi betina.
4. Juni, Bulan untuk Dewi Juno, Dewi Pelindung kaum lemah, terutama kaum perempuan.
5. Quintilia, berarti bulan kelima. Menurut sebagian kepercayaan rakyat Romawi, bulan ini dikuasai oleh lima orang dewa penentu nasib.
6. Sextilia, berarti bulan keenam.
7. September, berarti bulan ketujuh.
8. Oktober, berarti bulan kedelapan.
9. November, berarti bulan kesembilan.
10. Desember, berarti bulan kesepuluh. Pada tanggal 25 Desember terdapat pesta besar yg ditujukan pada Jupiter sebagai pengganti Mithra (Dewa Matahari).
Pada perubahan penanggalan Romawi, setahun dibaginya menjadi 12bulan.
1. Maret, bulan Dewa Mars. Ia adalah dewa panji-panji pahlawan bangsa dan dewa perang yang gagah berani. Pada bulan ini biasanya di Romawi selalu dikurbankan 2 orang prajurit untuk Dewa Mars.
2. April, bulan khas pemujaan Dewa Amor dan Dewi Nasib baik Fortuna.
3. Mai, bulan untuk Dewi Maia anak Dewa Atlas.
4. Juni, bulan Dewi Juno.
5. Juli, bulan yg dipersembahkan demi kemuliaan dan kebesaran Julius Caesar.
6. Augustus,  bulan yg dipersembahkan demi kemuliaan dan kebesaran Kaesar Augustus.
7. September, berarti bulan ketujuh.
8. oktober, berarti bulan kedelapan.
9. November, berarti bulan kesembilan.
10. Desember, berarti bulan kesepuluh.
11. Januari atau Januarius. Januae berarti pintu. Nama bagi bulan pertama setelah bulan kesepuluh yg diberikan oleh Raja Numa Pompilius. Janu atau Janus adalah dewa khas Romawi yg konon katanya semula berasal dari nama dewa bangsa Skyth. Janu dianggap sebagai anak Apollo dari Dewi Creusa. Ia memerintah dengan adil di Latinus. Pada masa Saturnus terusir, Saturnus diterima Janus dengan terbuka. Janus dipuja sebagai dewa perdamaian dan keamanan yg memerintah di langit dan bumi. Raja Numa Pompilius mendirikan sebuah tempat pemujaan Dewa Janus yg pemujaannnya dilakukan pada malam menjelang tanggal 1 Januari, karena selain untuk merayakan hari Dewa Janus juga untuk merayakan tahun baru pintu tahun.
12. Februari, berasal dari kata Februarius, yaitu pengampunan atau penebusan dosa. Banyak cerita tentang anak-anak dewa yg dilahirkan seorang ibu perawan, berjuang lalu mati terbunuh dan dengan darahnya ia menebus dosa umat. Kemudian bangkit kembali dan naik kepada Jupiter.

Definisi TUHAN dari pandangan berbagai Agama

a.       Dalam Ajaran Judea-Kristen, Tuhan didefinisikan sebagai “3 Omni” yaitu: Omnipotent (Mahakuasa), Omnibenevolent (Mahakasih), dan Omnicient (Mahatahu). Dalam ajaran Kristen juga dipelajari sebuah konsep “Trinitas” atau “ber-Tuhan 3” yg terdiri dari Tuhan Bapa, Tuhan Ibu, dan Tuhan Anak. Tuhan Bapa adalah Allah, Tuhan Ibu adala Maryam, dan  Tuhan Anak adalah Isa/Jesus. Persepsi yang dikemukakan oleh kaum Kristen “Tuhan adalah suatu zat yang Mahatinggi dalam persepsi manusia yang menyembahnya”. Teori yang disampaikan oleh Wilhelm dalam “The Origin of Idea of God” padatahun 1912 yang dikutip oleh Amstrong, dia menyatakan “Telah ada suatu monoteisme primitive menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan Tertinggi yang telah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan.
b.      Pada ajaran Hindu & Budha;
Ø  Ajaran penganut Mon & Khmer mengatakan Tuh (jika ditambahkan imbuhan –an menjadi Tuhan) adalah sesuatu yang ada dan menyeluruh, ia jauh tetapi ia dekat, ia bersatu tetapi berpisah.
Ø  Pada penganut Melayu Purba mengatakan Tuh adalah Sang Yang Tunggal yang hidup bersekutu (bersatu) dengan alam, namun dia bukanlah alam.
Ø  Ajaran penganut Tahili Tuh adalah Toaroa yang menyatu dengan alam yang memberikan kedamaian pada alam.
Kesimpulan: Tuhan pada Agama Hindu & Budha adalah Tao, Thian, Toaroa, Toh, Thi, Tou, To, Teuh, dan sebagainya. Semua ajaran pada agama ini setuju bahwa Dia (Tuh) adalah alam tetapi bukanlah alam, dialah sang pemberi kedamaian.
c.       Pada Agama Islam, Tuhan adalah اله , menurut Ar-raghib Al-ashfahani اله adalah ma’bud yang berarti sesuatu yang disembah atau diibadahi. Kita mesti teliti sebuah pernyataan bahwa Allah adalah Tuhan, dan Allah diartikan sebagai Tuhan. Jika kita kaji kembali, jika Allah diartikan Tuhan, maka Tuhan tidak bisa diartikan kembali kedalam bahasa arab menjadi Allah tetapi Illah (sesembahan). Mari kita simak Syahadat kita yang berbunyi اشهدان لا اله الا الله “Tiada Tuhan selain Allah”, disana menyatakan Tuhan itu tidak ada melainkan Allah. Meski kata-kata الله berasal dari kata اله  namun disitu terdapat huruf ال yang menyatakan pengkhususan. Maka Allah adalah sifat yg lebih khusus dari kata Illah. Jadi bisa kita tarik kesimpulan bahwa Illah bukanlah Allah, namun Allah adalah Illah. Kenapa, karna Allah pun mempunyai sifat yang sama dengan Illah yaitu sesuatu zat yang disembah dan diibadahi. di dalam Al-Quran kata-kata "Rabb' diartikan sebagai "Tuhan", kenapa bisa? padah "Rabb" dalam b.arab berarti Mahapemelihara. apakah ini penggunaan kata umum?
maka disini kita sebagai umat muslim harus sepakat bahwa "Tuhan Tidak Ada". kenapa umat Muslim lebih menyukai mengatakan Tuhan dibanding Allah? apakah mereka malu? apakah agar mereka dapat diterima oleh semua kaum? bukankah kaum kafir pun tidak pernah malu menyebutkan Yesus d depan umum?